Irmatov Anulir Gol Vela: Berfikirlah Sebelum Berbicara


Vela, Offside atau Tidak?

Keputusan wasit menganulir gol Carlos Vela di menit 37 membuat Meksiko meradang. Apakah keputusan wasit Ravshan Irmatov ini keliru atau justru sudah tepat? Topik inilah yang sedang ramai dibicarakan masyarakat di seluruh dunia.

Facebook, Twitter, blog, dan berbagai media ramai menggunjingkan masalah kontroversi dianulirnya gol Carlos Vela. Bahkan sampai-sampai petinggi negara pun ikut berkomentar dan menyesalkan proses dianulirnya gol ke gawang Afrika Selatan.

Pertandingan pembuka antara Afrika Selatan melawan Meksiko di Soccer City Stadium, Johannesburg, Jumat (11/6/2010), menghadirkan kontroversi ketika gol Vela buat Meksiko dianulir karena dianggap offside.



Keputusan tersebut memicu kontroversi karena pada awalnya terlihat bahwa Vela bukanlah pemain terakhir di pertahanan Afsel karena ada Steven Pienaar di garis gawang.

Merujuk kepada dokumen 'Rule of the Game' dari FIFA, offside bisa terjadi 'apabila seorang pemain berada lebih dekat ke garis gawang lawan dibanding bolanya dan pemain terakhir kedua lawan'.

Dalam kasus Vela, cuma ada satu pemain yang berada di belakang Vela, yakni Pienaar, karena kiper Itumeleng Khune sudah bergerak maju di depan Vela untuk mengantisipasi bola korner.

Fakta lainnya, bola tersebut berawal dari tendangan sudut. Dalam 'Laws of the Game' FIFA, tendangan sudut membuat aturan tentang offside tersebut batal.

Tapi yang membuat keputusan wasit Irmatov dalam kasus Vela bisa dibenarkan adalah karena setelah bola dikirim dari korner, detiksport mengamati dari siaran ulang bahwa pemain terakhir yang menyentuh bola adalah Guillermo Franco, pemain Meksiko.

Kesimpulan akhirnya, keputusan wasit Irmatov dan asistennya benar karena Vela memang berada dalam posisi offside.

Sumber: pialadunia.detiksport.com

Dari berita heboh di atas, kita bisa menarik hikmah bahwa hendaklah kita selalu berfikir dahulu sebelum berbicara atau berkomentar.“Aku berpikir sebelum aku bicara, aku berpikir sebelum aku berbuat, dan aku berpikir sebelum aku menilai”. Itulah bukti bahwa apa yang ada di dalam kepala tiap orang bisa beda meskipun warna rambutnya sama.Saya sering mengajukan sebuah pertanyaan untuk mengetahui pendapat seseorang. “Bila di depan anda ada gelas yang terisi setengahnya, anda sebut setengah isi atau setengah kosong?” Jawabannya bisa berbeda-beda.

Namun yang saya jumpai sampai sekarang, yang terbanyak adalah yang menjawab setengah isi. Mengapa bisa seperti itu? Penjelasan yang paling logis adalah karena mereka fokus pada isi dari gelas dan memang itu yang dilihat. Akan tetapi, salahkah bila ada yang menjawab setengah kosong? Atau setengah kosong dan setengah isi? Ini memang contoh kasus klasik untuk menguji sebuah persepsi.

Kasus seperti ini ada di sekitar kita dan bisa menimpa siapa saja. Seseorang bisa dengan mudah memvonis orang lain salah tanpa melakukan "cek and ricek" dan klarifikasi terlebih dulu. Akibatnya banyak orang benar dianggap salah, dan banyak pula orang salah dianggap benar karena banyak bicara. Timbul fitnah yang akan meyebar ke mana-mana karena informasi yang salah disebarluaskan.

Kasus ini juga bisa diterapkan untuk menguji apa yang dipikirkan saat bertemu dengan suatu kejadian atau masalah. Jika hasil pengujian itu beragam, sekali lagi, itulah uniknya mahluk yang namanya manusia. Sebentuk kehidupan yang dilengkapi dengan akal pikiran, emosi, dan nafsu. Berbeda dengan binatang meskipun kadang perilakunya melebihi binatang.

Perbedaan bisa muncul dalam bentuk apa saja, termasuk cara berpikir. Bila cara berpikirnya saja sudah berbeda maka yang disampaikan secara lisan juga pasti berbeda. Jika perbedaan ucapan ini ditanggapi dengan persepsi yang tidak sama pula, yang terjadi kemudian pasti muncul konflik. Apabila konflik yang muncul ini disikapi secara emosiaonal maka semakin memanaslah kondisinya. Apalagi bila dibumbui dengan prasangka negatif, wuih!, dijamin makin heboh. Kalau sudah begini, siapa yang salah? Nggak usah menyalahkan siapa-siapa. Yang namanya konflik bisa saja datang tanpa diduga-duga. Cara ngomong, bersikap, berpakaian, bahkan cara tersenyumpun bisa saja memunculkan konflik.


Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Cara Bikin Blog Cantik dan Dinami
@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap
@ Kumpulan Dongeng Anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu. Terimmma kasssih.