Mbah Surip "Tak Gendong" Meninggal Dunia





Innalillahi Wa Inna ilaihi Roji'un. Penyanyi sekaligus seniman gaek asal Mojokerto meninggal dunia pada hari Selasa sekitar jam 10.30 WIB. Lelaki nyentrik berambut gimbal ala Bob Marley ini meninggal dunia justru saat berada di puncak ketenaran dan kesuksesan.

Mohon maaf, saya tidak akan membahas masalah kronologis meninggalnya Mbah surip ini. Saya justru menangkap ada hikmah lain di balik kematian lelaki yang selalu bersemboyan "I Love You Full" ini. Apa itu? Sedikitnya ada tiga pelajaran yang bisa kita petik dari peristiwa meninggalnya pelantun lagu hit "Tak Gendong Ke mana mana" ini.

1. Semua Orang akan Mati Tanpa Terkecuali

Manusia yang tak terhitung jumlahnya semenjak awal kemunculan sejarah, akhirnya kesudahan mereka adalah mati. Tak satu pun dari kita yang kekal. kematian selalu dan senantiasa berlaku atas diri manusia, tanpa pandang bulu.

Tidak pilih kasih,anak kecil karena kecilnya, orang tua karena ketuaannya, orang miskin karena kemiskinannya, orang kaya karena kekayaannya maupun wanita cantik karena kecantikannya. Ya, semuanya tanpa terkecuali akan mati.

Ketika ajal menjemput, dunia akan terhenti. Ya, dunia dan seisinya tidak akan berdaya di hadapannya. Dan semoga Allah merahmati penyair yang berkata:

"Dan apabila ajal telah menancapkan kuku-kukunya, maka ia mendapati semua bentuk jimat sudah tidak ada gunanya".

Oleh karena itu, engkau lihat orang-orang yang terhormat (dalam pandangan manusia) seperti raja, presiden, mentri, gubernur atau konglomerat sekalipun, ketika ajal datang menjemput mereka, niscaya mereka tidak mampu menolak dan menangguhkannya walau satu detik pun. Keluarganya sibuk mondar-mandir ingin membebaskannya dari kematian, namun apa daya segala bentuk harta dan kekayaan tidak akan bisa menebus kematian.

Engkau, ya engkau! Dengan kecantikanmu, penampilanmu, masa remajamu, keceriaanmu, kegenitanmu, dan pesonamu itu. Suatu saat akan mati juga meninggalkan dunia yang fana ini. Engkau bukanlah orang yang paling mulia dalam pandangan Allah daripada Nabi dan Rasul. Engkau bukanlah orang yang lebih kaya daripada Qorun dan Onasis.

Engkau bukanlah orang yang lebih dicintai Allah daripada Nabi Muhammad SAW. Dan engkau bukanlah orang yang lebih kuat kekuasaannya dari pada Firaun, Stalin atau Hitler.
Ya, kematian akan menjemputmu baik engkau lari atau diam di tempat.

Coba lihat di sekelilingmu! Mana kakek-kakekmu, mana nenek-nenekmu, mana bapak-ibumu, mana sahabat-sahabatmu, dan mana anggota keluargamu yang dulu engkau cintai. Mereka semua telah pergi meninggalkan dunia ini dan tidak akan pulang kembali sampai kapan pun. Ajal tidak terbatas kepada orang-orang yang sudah tua atau orang-orang yang lemah saja. Ajal milik semua orang.

Cobalah baca kolom berita duka yang menghiasi setiap koran pagi dan sore, agar engkau bertambah yakin dan tidak ragu-ragu. Ya, kematian akan menerkammu dengan tiba-tiba tanpa engkau persiapkan sebelumya. Siapa yang tak menyangka Mbah Surip yang begitu populer yang karirnya melesat bak meteor akan meninggal begitu mendadak?

Sudah banyak orang yang keluar rumah, kemudian ia tidak kembali lagi. Sudah berapa banyak anak kecil yang menderita sakit ganas kemudian meninggal dunia dengan mengenaskan. Sudah berapa banyak orang yang meninggal dunia?

Engkau yang sekarang berada dalam puncak kejayaan, puncak kecantikan dan sedang menikmati masa-masa remajamu. Apakah engkau mendapat jaminan Allah tidak akan mati sampai usia tua renta?

Apakah engkau mendapat jaminan bisa tiba di tempat kerjamu pada hari ini?
Apakah engkau mendapat jaminan bisa pulang ke rumah dengan selamat?
Apakah engkau mendapat jaminan bahwa engkau bisa selesai makan, minum dan ganti baju?
Apakah engkau mendapat jaminan bisa berdiri dari kursimu itu?

Percayalah, ajal pasti menjemputmu, seperti halnya menjemput Mbah Surip. Semua orang yang sekarang ini ada di sekitarmu entah bapakmu, ibumu, kakakmu, adikmu, suamimu, istrimu, teman-temanmu semuanya akan meninggal dunia satu per satu. Tinggal menunggu giliran kapan datangnya ajal.

Jikalau demikian masalahnya, apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi kematian?
Apa bekal yang akan engkau bawa ke akhirat nanti?

Aapakah engkau mau pergi ke sana dengan tangan kosong tanpa bekal? Taruhlah contoh, seandainya engkau mau berangkat piknik ke tempat wisata, apakah engkau rela pergi dengan tidak membawa bekal ongkos, makanan, minuman dan perbekalan yang lain?

Apakah engkau mengharap belas kasihan dari teman-teman seperjalananmu? Sedang mereka pun tidak membawa bekal yang cukup? Maukah engkau terlantar di tempat wisata? Maukah nasib engkau terlantung-lantung di tempat yang asing bagimu? Apakah engkau mau begitu?

Di akhirat tak ada seorang pun memberi apa yang engkau kehendaki, dan tak ada seorang pun yang sanggup menolong sekalipun bapakmu, ibumu atau kerabatmu. Mereka membawa bekal masing-masing dan tak mungkin diberikan kepada orang lain. Karena bekal yang mereka bawa pun belum tentu cukup untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan sewaktu di dunia.

Kematian pasti menjemput, baik usiamu panjang atau pendek, baik siap atau tidak siap, baik engkau bisa "memiliki" dunia atau tidak. Allah maha perkasa di atas hamba-hamba-Nya. Tidak ada seorang pun yang mengingkari hakikat ini. Inilah salah satu kebesaran Allah Azza wa Jalla.

2. Kita harus selalu menjaga kesehatan

Bagaimanapun sibuknya, kita harus selalu menjaga kesehatan. Tidak boleh lupa makan, tidur yang cukup, rajin berolah raga, beristirahat cukup, bila perlu rekreasi. Kerja ada waktunya, isrirahat pun ada waktunya.

Aku baca di media massa bahwa Mbah Surip itu jarang tidur, jarang makan, banyak minum kopi, banyak merokok, banyak makan sambel. Waduh, bahaya banget.

Kebergantungan Mbah Surip terhadap rokok kretek dan Kopi Hitam diakui pelawak Tarzan,"Daripada makan, dia mendingan ngopi. Bahkan saking cintanya sama kopi, dia pasti nyari kopi kalau habis makan, daripada air putih."

3. Pemusik menjadi Idola di negri ini

Kurang lebih satu tahun belakangan ini masyarakat Indonesia sedang gandrung-gandrungnya sama musik. Hampir setiap hari di hampir seluruh stasiun televisi sangat sering menyiarkan acara musik baik secara live (langsung) maupun acara tunda.

Hebatnya (ironis)lagi acara-acara seperti ini banyak digandrungi oleh seluruh lapisan masyarakat, tua-muda, anak kecil-dewasa, nenek-nenek, kakek-kakek, laki-laki, perempuan, waria semuanya suka dan tergila-gila.

Lihat saja siapa yang mejadi idola mereka sekarang ini. Mereka lebih mengenal nama-nama grup band dari pada nama-nama para Nabi dan Rasul. Mereka lebih familiar dengan nama-nama vokalis band dan pemain sinetron dari pada nama-nama para ulama. Mereka lebih mudah hafal lagu-lagu dari pada menghafal ayat-ayat Al-Quran.

Inilah paling tidak tiga sisi lain di balik meninggalnya Mbah Surip. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Wallahu A'lam Bissowab.

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu. Terimmma kasssih.