Dari Abu Muhammad Al Hasan bin 'Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu berkata : "Saya menghafal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Tinggalkanlah apa yang kau ragukan dan kerjakanlah apa yang tidak kau ragukan. Sesungguhnya jujur itu menimbulkan ketenangan dan dusta itu menimbulkan kegelisahan." (HR. Tirmidzi)
Tentang efek yang ditimbulkan dari kejujuran, yaitu ketenangan yang harganya sangat mahal
dan yang unik adalah siapapun ia, meski tak beragama, akan merasakan pula efek ini.
Firman Alah SWT : "Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab : 24)
Balasan yang dimaksud salah satunya tertuang pada hadits yang lain yaitu :
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda, "Sesungguhnya benar/jujur itu membawa kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke sorga; seseorang itu akan selalu bertindak benar/jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat benar/jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu membawa ke neraka; seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." (HR. Bukhari dan Muslim).
Berarti sebenarnya tak ada pilihan lain, kecuali kita berusaha untuk senantiasa berlaku benar/jujur. Tapi kemudian kita juga merasakan tantangan/hambatannya sendiri, dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja rasa malu kalau ketahuan yang sebenarnya sehingga kita berbohong baik itu yang sifatnya kecil ataupun besar. Tantangan untuk menjadi jujur yang ingin saya diskusikan dengan akhwat semua adalah bagaimana kita bisa belajar menjadi pribadi yang lebih jujur apalagi terhadap diri kita.
Bahkan pada taraf tertentu kadang kita bersikap seolah kita mampu membohongi Allah
menipunya diam-diam. Padahal Allah Maha Melihat, Maha Mendengar.
Ada hadist yang menarik.
Dari Abu Tsabit, ada yang mengatakan Abu Sa'id, ada pula yang mengatakan Abul Walid Sahl bin Hunaif, dia adalah ahli Badar radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang benar-benar mohon untuk mati syahid kepada Allah ta'ala niscaya Allah akan mengabulkan ke tingkatan orang yang mati syahid walaupun ia mati di atas tempat tidurnya."
Bagaimana kejujuran seorang hamba yang berniat mati syahid diketahui Allah hingga meski meninggal di atas kasur Ia tetap mengabulkannya. Allah yang tahu persis kenapa dia tak ada di medan perang dan tahu persis seberapa inginnya ia hingga dikabulkannya permohonan itu. Kejujuran, kebenaran, kelurusan hatinya mendorongnya mendapatkan karunia yang besar.
Apa ada yang lebih baik dari syahid dan jannahNya?
(Materi Kajian Muslimah tanggal 18 Januari 2005)
(Sumber: Ceritaangin.blogsot.com)
Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu. Terimmma kasssih.