Kisah Nyata: Darsem Oh Darsem



Anda kenal Darsem? Kalo belum kenal, silakan datang dan langsung berkenalan ke rumahnya di Subang, Jawa Barat. Darsem bukan Briptu Norman, Darem juga bukan Sinta Jojo yang terkenal berkat aksi narsisnya di You Tube. Darsem adalah Darsem, dia adalah Janda kaya baru berkat limpahan uang sumbangan masyarakat pemirsa televisi.

Darsem orangnya kalem, lebih banyak mingkem, tapi banyak orang kesengsem. Darsem cenderung low profil, tapi kini hartanya: panjang kali lebar kali tinggi sama dengan lega, kata Bang Madit Musyawaroh di Islam KTP. Itulah Darsem. Tapi sayang beribu sayang, perilaku Darsem mendadak berubah 450 derajat sejak dia menjadi OKB.




Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh. Jumhur Hidayat menyatakan, mantan TKI Darsem sebaiknya tahu diri. Hal itu terkait dengan perilakunya yang berubah setelah menerima uang tunai guna bantuan penebusan sebesar Rp 1,2 miliar.

"Saya mendengar Darsem menyumbang untuk keluarga almarhumah Ruyati hanya Rp 20 juta," kata Jumhur yang tengah melakukan safari ramadan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/8).

Jumhur berada di Parigi Moutong untuk berdialog dengan Bupati Samsurizal Tombolotutu dan jajaran pemerintah serta tokoh masyarakat setempat dalam rangkaian hari keempat Safari Ramadan IV BNP2TKI ke Sulteng dan Sulsel 3-13 Agustus 2011.

Seperti diketahui, Darsem, mantan TKI asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, kembali ke kampung halamannya, Rabu (13/7) setelah terbebas dari hukuman pancung di Arab Saudi yang dibantu pemerintah dengan diyat sebesar Rp 4,7 miliar dan mendapat bantuan dari para pemirsa sebuah stasiun televisi swasta sebesar Rp 1,2 miliar, sehingga kini menjadi miliarder.

Pada Kamis (4/8), ia menyumbang untuk keluarga almarhumah Ruyati, TKI asal Bekasi, Jawa Barat, yang dihukum pancung di Arab Saudi karena membunuh istri majikannya.

Keluarga dari almarhumah Ruyati, Een Nuraeni datang ke rumah Darsem di Dusun Terungtum RT 09/04, Desa Patimban, Kecamatan Pusaka Negara, Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk menerima sumbangan itu.

Een menyebutkan sumbangan itu akan dia sumbangkan kembali untuk masjid dan mushola di dekat rumahnya di Bekasi.

"Saya rasa kalau dia tahu diri, tidak menyumbang hanya Rp 20 juta tetapi Rp 200 juta hingga Rp 500 juta," kata Jumhur.

Ia menambahkan Darsem bisa terselamatkan karena kasus pemancungan terhadap Ruyati. Selain itu, Kepala BNP2TKI juga mendengar Darsem di kampung halamannya seperti "toko emas berjalan" dengan berbagai perhiasan mencolok di badannya. "Kabarnya pemirsa televisi yang menyumbang untuk Darsem juga protes," katanya.

Jumhur menegaskan, sejak semula tidak setuju bantuan dari pemirsa televisi itu diberikan semuanya karena pemerintah telah membayar Rp 4,7 miliar sebagai diyat (pengganti nyawa) kepada keluarga korban yang dibunuh Darsem. "Makanya ketika ada serah terima bantuan pemirsa di televisi itu, saya tidak datang meskipun diundang," katanya.

Oleh karena itu, Jumhur berharap Darsem tidak bersikap secara berlebihan dan tahu diri dalam menjalani kehidupannya saat ini.

Darsem binti Daud Tawar diberangkatkan ke Arab saudi sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) oleh PT Titian Hidup Langgeng, Jakarta, pada 2007, dan bekerja pada keluarga Ibrahim Soleh Ahmad Al Mubariki, di distrik Al Uraija, Selatan kota Riyadh.

Sekitar Desember 2007, Darsem diberitakan media setempat membunuh seorang warganegara Yaman, Walid, yang saat itu bertandang ke rumah majikannya. Dalam pengadilan Darsem mengaku terpaksa membunuh karena Walid berupaya memperkosanya. Atas perbuatannya itu, pada 6 Mei 2009, Darsem divonis dengan hukuman mati (pancung) oleh Pengadilan setempat.

Atas vonis mati Pengadilan itu, KBRI Riyadh melakukan banding. Selain itu atas perantara Kedutaan Besar Yaman di Riyadh, Arab Saudi, KBRI berhasil melakukan pendekatan kepada keluarga korban untuk mendapatkan pemaafan.

Tanggal 7 Januari 2011, KBRI menerima pemberitahuan dari kantor Gubernur Riyadh bahwa ahli waris korban telah memberikan pemaafan dengan imbalan uang diyat 2 juta SR (Seaudi Real) atau senilai Rp 4,7 miliar.

Pada 25 Juni 2011, pemerintah Indonesia melalui KBRI Riyadh menyerahkan uang diyat untuk keluarga korban, dan Rabu (13/7), Darsem bisa kembali ke tanah air. (A-78/A-88)***


Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Bisnis Pulsa Paling Menguntungkan@ Cara Bikin Blog Cantik dan Dinamis@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap@ Kumpulan Dongeng Anak@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu. Terimmma kasssih.