Seperti kita ketahui bahwa segenap bentuk ibadah kepada Allah ta’aala di dalam ajaran Islam adalah untuk mencetak manusia bertaqwa.
“Wahai manusia, beribadahlah kalian kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi bertaqwa.” (QS Al-Baqarah ayat 21)
Termasuk ibadah shaum (puasa) sepanjang bulan Ramadhan adalah untuk melahirkan insan bertaqwa. Lalu apa sebenarnya ciri orang bertaqwa menurut Allah ta’aala? Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali ayat yang menggambarkan ciri orang bertaqwa. Namun barangkali salah satu ayat yang menggambarkan ciri utama orang bertaqwa adalah ayat sebagai berikut:
”Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’aam ayat 32)
Jelas sekali berdasarkan ayat di atas bahwa Allah ta’aala menghendaki orang bertaqwa agar memandang bahwa kehidupan di akhirat yang kekal dan hakiki adalah lebih baik daripada kehidupan di dunia yang fana dan menipu. Hal ini sejalan dengan penggambaran dalam ayat lainnya, yaitu:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut ayat 64)
Allah ta’aala menghendaki agar orang bertaqwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh kesungguhan karena di sanalah kehidupan sejati akan dijalani manusia. Sedangkan terhadap dunia Allah ta’aala menghendaki orang bertaqwa agar berlaku proporsional saja dan tidak terlampau ngoyo dalam meraih keberhasilannya. Sebab kehidupan dunia ini Allah ta’aala gambarkan sebagai tempat dimana orang sekedar bermain-main dan bersenda-gurau.
Di dunia, pada hakikatnya, orang tidak akan pernah meraih kebahagiaan sejati maupun mengalami penderitaan hakiki. Sementara di akhirat orang bakal senang di surga dalam pengertian yang sesungguhnya dan abadi pula. Dan sebaliknya, di dalam neraka orang akan merasakan penderitaan sejati dan kekal pula. Maka, saudaraku, alangkah naif, hina dan ruginya orang yang rela mempertaruhkan kehidupan abadinya di akhirat kelak dengan alasan ingin merebut keberhasilan dunia. Sungguh orang-orang yang hidup dengan logika sekular seperti itu tentu akan menyesal sangat ketika baru menyadarinya setelah ia berada di alam akhirat. Mereka akan mengakui kekeliruan dan dosa mereka pada saat yang sudah terlambat dan keadaan sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
”Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS Al-Mulk ayat 10-11)
Pantaslah bilamana Allah ta’aala memerintahkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam agar menjauh dari kaum pencinta dunia. Sebab mereka tidak pernah peduli dengan peringatan yang datang dari Allah ta’aala dan RasulNya.
”Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan hanya menginginkan kehidupan duniawi. Itulah batas pengetahuan mereka.” (QS An-Najm ayat 29-30)
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan dalam sebuah haditsnya bahwa dampak negatif menjadi pemburu dunia sangat jelas’
“Barangsiapa yang dunia adalah ambisinya, niscaya Allah ta’aala cerai-beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran di hadapan kedua matanya dan Allah tidak memberinya dari harta dunia ini, kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR Ibnu Majah 4095)
Dan sebaliknya, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan manfaat yang diperoleh orang bertaqwa yang menjadikan akhirat sebagai perhatian utamanya.
“Dan barangsiapa yang akhirat menjadi keinginannya, niscaya Allah ta’aala kumpulkan baginya urusan(dunia)-nya dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun keadaannya.” (HR Ibnu Majah 4095)
Kisah Penggugah kalbu
Suatu ketika al-Hajjaj bin Yusuf diiringi para pengawalnya melakukan perjalanan mengelilingi daerah kekuasaannya. Dalam perjalanannya itu tibalah rombongan di suatu tempat antara Makkah dan Madinah yang bermata air jernih dan segar. Ia memerintahkan para pengawalnya untuk mencari teman mengobrol sekaligus teman makan.
Pengawal pun pergi menyusuri tempat sekitar daerah itu untuk mencari orang yang dibutuhkan sang baginda. Ketika pengawal tiba di sebuah bukit, tampak seorang Badui yang sedang tidur berselimutkan kain kumal. Pengawal itu membangunkan dan kemudian mengajaknya menemui al-Hajjaj.
Ketika tiba di tenda al-Hajjaj, dia diperintahkan untuk mencuci tangan dan kaki. Hal itu membuat Badui bingung. "Ayo, kau makan bersamaku." kata al-hajjaj menyambut si Badui itu. Mendapat tawaran itu Badui langsung menolak. "Maaf, terima kasih atas undangan anda. Tapi saya telah menerima undangan dari yang lebih baik dibvanding undangan anda." kata Badui itu.
"Siapakah dia?" tanya al_Hajjaj.
"Allah SWT. Dia telah memanggilku untuk berpuasa dan hari ini aku tengah menjalankannya." jawab Si badui.
"Tapi apakah di bawah terik panasnya matahari seperti ini kau masih tetap berpuasa?" tanya raja al-Hajjaj lagi. "Ya, bahkan meskipun menghadapi panas yang melebihi panasnya hari ini." jawab Si Badui.
"Batalkan saja puasamu untuk hari ini saja. Besok kamu bisa berpuasa lagi." ujar al-Hajjaj.
"Apakah anda bisa menjamin besok saya masih bisa hidup dan berpuasa lagi? Bila Anda bisa, saya akan berbuka puasa sasat ini juga." kata si Badui.
"Tentu saja aku tak bisa menjamin, Mati hidup seseorang di luar kehendak kita." tambah al-Hajjaj.
"Jika Anda tak bisa menjamin, kenapa Anda menyuruh saya utnuk membatalkan sesuatu yang sudah pasti dan menjanjikan sesuatu yang di luar kehendak Anda." kata si Badui.
"Kau akan menyesal jika tak mau memakan masakan yang lezat ini." bujuk al-hajjaj.
"Tuan, kelezatan tak terletak pada masakan. Kelezatan hanya dapat diperoleh dari tubuh yang sehat." jawab si Badui.
Akhirnya al-Hajjaj sadar, ia merasa mendapat pelajaran. Ternyata dari Badui yang dianggap bodoh dari pedesaan yang terpencil ini tercermin sifat-sifat agung.
Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu. Terimmma kasssih.