Pemutus Semua Kenikmatan



Kematian, melenyapkan semua kenikmatan. memisahkan apa yang semula terhimpun. Me-yatim-kan anak-anak laki dan perempuan. Menjadikan sunyi gedung-gedung ramai. Membuat pahit nafas. Memindahkaan penghuni istana ke dalam kubur. Menempelkan pipi ke tanah liat lahat. Menyamakan pemimpin dengan yang dipimpin. Mendatangi orang pintar maupun kaya.

Mengejutkan mereka yang semula bergembira dengan kedukaan. Bahkan mendatangi seorang anak yang masih menyusu pada sang ibu. Mendatangi orang yang sedang tidur di atas kasur empuk. Mencopot jabatan seorang pejabat dari kedudukannya. Menurunkan kedudukan pemimpin dari kursi kepemimpinannya.

Kematian berseru setiap pagi: "Nyawa...Nyawa..." Dan berseru setiap senja: "Betapa meruginya orang-orang yang hidup," Ia mengatakan kepada manusia: "Kalian semakin mendekati kematian dan kehancuran. Setiap kalian berjalan menuju ketiadaan. Wahai orang yang terkagum dengan kemudaannya, menuhankan pakaian dan penampilannya, merasa terlindungi dengan para pengawal dan benteng-benteng.

Apakah kalian lupa dengan kematian yang semakin dekat kepadamu? Wahai orang yang disibukkan dengan membangun rumah mewah, kecintaan berlebihan dengan kampung halaman, merasa aman dari musibah. Sesungguhnya kematian akan mendatangimu dan menghancurkan rumah-rumahmu,"

Kematian, ibarat minuman yang dipergilirkan atas orang-orang yang hidup. Semua manusia harus meminumnya. Kematian, tak memandang waktu yang cocok. Ia bisa mendatangi orang yang sedang duduk, berjalan atau di atas kendaraan.

Di malam pengantin, saat berkumpul para tamu, kematian pun bisa datang dengan tiba-tiba, menyerang dengan segenap pasukannya. Ia bisa merenggut pengantin pria dan wanitanya. Misi kedatangannya hanya satu, yakni mencabut nyawa.

Seorang anak dilahirkan dan akan pergi kembali akhirnya. Kematian datang mengejutkan dan menakutkan semua orang. Senyuman orang yang mencintai berubah menjadi derai air mata.

Seorang shalih berdiri di sisi kuburan dan air matanya menetes.
Ia mengatakan, "Wahai kematian, apa yang engkau lakukan atas orang-orang yang kucintai? Apa yang engkau perbuat terhadap para sahabatku?"

Kematian menjawab (jawaban yang dilontarkan dari orang shalih itu juga), "Aku telah melahap pipi mereka, aku lenyapkan dua mata mereka. Aku hancurkan bibir mereka, aku potong dua telinga mereka. Aku pisahkan dua telapak tangan dari lengan. Aku pisahkan dua lengan dari dua tangan. Aku pisahkan dua tangan dari tubuh.

Aku pisahkan dua kaki dari dua telapak kaki.
Aku pisahkan dua telapak kaki dari betis. Aku pisahkan betis dari paha. Dan aku pisahkan paha dari tubuh.

Jika engkau melihat istana megah, penguasa yang kejam dan zalim. Ingatlah kematian akan menjadikan istana seperti tanah, kerajaan akan menjadi liang kubur. Jika kalian melihat seorang wanita berparas cantik atau taman yang indah, atau kebun yang menyejukkan, ingatlah kematian akan menghapus semua kecantikan dan keindahan.

Celakalah orang yang sangat disibukkan dengan hartanya, menuhankan kecantikan dan kemolekannya. Kapankah diri akan tersadar wahai yang memiliki dan mencintai dunia dengan segala keindahannya yang menipu? Tidakkah engkau ingat, saat dikeluarkan apa yang ada di dalam kubur dan diungkapkan apa yang ada dalam dada.

Allah menamakan kematian sebagai musibah. Sedangkan kalian tidak pernah tahu kedatangannya. Kematian merenggut orang kuat dan lemah, orang hina dan mulia, orang yang menang dan kalah. Lalu kuburan orang kaya bisa berdampingan dengan orang miskin. Kuburan orang biasa saja bisa bersebelahan dengan kuburan para pemimpin.

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu. Terimmma kasssih.