Birrul Walidain






Teman-teman, pada posting kali ini aku ingin membahas masalah yang sangat penting bagi kita yaitu Adab kepada kedua orang tua (Birrul Walidain). Tidak terhitung dan tidak akan terbalaskan jasa dan kebaikan orang tua kepada anaknya.

Mari kita ingat jasa ibu kita, dari mulai mengandung sembilan bulan dengan susah payah, melahirkan kita antara hidup dan mati, menyusui selama dua tahun, memelihara kita dari orok hingga besar dengan penuh kasih sayang, mendidik dan mengajari kita berjalan berbicara dan lain sebagainya.

Namun orang tua kita tidak mengharapkan imbalan apa pun.
Barangkali inilah yang menjadi penyebab sehingga birrul walidain termasuk amalan wajib yang paling dicintai Allah. Bahkan dalam Al-Qur'an perintah berbuat baik kepada orang tua ditempatkan kedua setelah berbakti (beribadah) kepada Allah.

Allah SWT. serta Rasulullah SAW sudah menjelaskan bagaimana cara berbuat baik kepada orang tua, yaitu:

1. Mentaati apa pun yang diperintahkan oleh kedua orang tua selama bukan berupa perintah untuk berbuat maksiat atau pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah dan Rasulnya. Karena Allah telah mengharamkan taat kepada makhluk dalam maksiat kepada Khalik (pencipta).

Saad bin Malik berkata,"Aku adalah anak yang selalu taat dan selalu berbakti kepada ibuku." Tatkala aku memeluk islam, ibuku nberkata,"Hai Saad, apa yang telah terjadi padamu, tinggalkanlah agamamu (Islam) itu, atau aku tidak akan makan dan minum hingga mati!"Maka ibuku memakiku hingga "qatila Ummah" si pembunuh ibunya.

Maka aku berkata kepadanya,"jangan engkau lakukan hal itu wahai ibuku, karena sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan agamaku ini dengan alasan apa pun." Lalu ibuku tidak makan dan minum selama beberapa hari hingga keadaannya sangat lemah dan memprihatinkan.

Maka aku berkata kepada ibuku,"Wahai ibuku, Demi Allah, seandainya engkau mempunyai seratus nyawa (ruh) sekalipun, kemudian engkau mengeluarkannya satu per satu, tetap aku tidak akan meninggalkan agamaku. Wahai ibuku, jika engkau mau makan silakan, dan jika tidak pun silakan, hingga akhirnya ibuku mau makan dan minum."

2. Hendaklah berkata kepada keduanya dengan kata-kata yang santun disertai penuh rasa hormat, tidak membentak dan tidak mengarahkan pandangan mata kepadanya.

3. Menghormati dan memuliakan mereka baik dengan ucapan maupun perbuatan, tidak menghardiknya, tidak berjalan di hadapannya. Tidak memanggilnya dengan menyebut nama mereka, tetapi hendaklah memanggilnya dengan panggilan kesukaannya, seperti Wahai bapakku ( Ya Abah), Wahai ibuku ( Ya Ummah), serta tidak mengucapkan kata-kata yang menyakitkan apalagi setelah mereka berusia lanjut.

2 komentar:

  1. Iim , saya Fakhry dari kelas 6 A ( SD Al-Basyariyah ) Kamu hebat ya bisa bikin Blog kamu sendiri , saya salut sama kamu !

    ReplyDelete
  2. Fakhry: Terima kasih Fakhry, telah mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.... amien.
    Jangan bosan ya, sering-sering aja mampir ke sini...he he he...

    ReplyDelete

Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu. Terimmma kasssih.