Saya ikut bahagia (tidak pernah merasa iri), dan pada saat orang lain mendapat kesusahan, saya ikut sedih
Dikisahkan bahwa pada suatu saat Rasulullah saw sedang berkumpul bersama para Sahabat, kemudian Rasulullah saw mengatakan bahwasanya akan datang seorang laki-laki ahli Surga ketempat ini, tak lama kemudian para sahabat spontan tertuju kepada seorang laki-laki yang baru datang.
Kemudian keesokan harinya Rasulullah saw mengatakan hal yang sama, dan ternyata orang yang dimaksud sama dengan yang kemarin. Dan juga pada hari ketiga Rasulullah saw mengatakan hal yang sama pula, dan ternyata orang yang dimaksud sama dengan yang kemarin.
Dari kejadian ini, ternyata membuat penasaran salah seorang Sahabat yang bernama Abdullah bin Ummar untuk menyelidiki amalan apakah yang membuat Dia dikategorikan oleh Rasulullah saw sebagai salah seorang ahli Syurga. Akhirnya Abdullah bin Ummar segera menemuinya dan bermaksud hendak bertamu dirumahnya selama tiga hari tiga malam, dengan maksud agar mengetahui amalan apakah yang membuat dia disebut oleh Rasulullah saw sebagai Ahli Syurga.
Setelah mendapat ijin, akhirnya Abdullah bin Ummar bertamu dirumahnya, pada hari pertama tidak tampak terlihat amalan istimewa yang dilakukannya, baik pada siang hari maupun malam hari, begitu pula pada hari kedua dan ketiga tidak tampak amalan istimewa.
Akhirnya Abdullah bin Ummar semakin penasaran dan menanyakan langsung kepadanya ; “Wahai sahabatku Amalan apakah yang engkau lakukan sehingga Rasulullah saw mengatakan bahwa Anda adalah salah seorang ahli Syurga ?”, sahabat tersebut kemudian menjawab : “Tidak ada amalan istimewa yang Aku lakukan selain yang Anda lihat dan saksikan sendiri”.
Kemudian Abdullah bin Ummar pun merasa tidak puas atas usaha yang dilakukannya karena masih menyisakan pertanyaan yang besar “Amalan apakah yang membuat Dia dikatakan oleh Rasulullah saw disebut sebagai ahli Syurga ?”.
Pada saat Abdullah bin Ummar hendak pamit, sahabat tersebut akhirnya mengatakan bahwa ; “Wahai Abdullah bin Ummar, mungkin saja Rasululullah saw mengatakan hal tersebut dikarenakan karena amalanku yang satu ini, yaitu pada saat orang lain mendapatkan kebahagiaan, saya ikut bahagia (tidak pernah merasa iri), dan pada saat orang lain mendapat kesusahan, saya ikut sedih. Akhirnya Abdullah bin Ummar pun merasa puas atas jawaban tersebut.
Inti sari dari kisah di atas adalah bahwasannya Kesucian Lahir dan Bathin atas dasar Keikhlasan bisa menghantarkan seseorang menjadi ahli Syurga. Paling tidak ada beberapa Kriteria orang yang kembali kepada kesucian (Fitrah), diantaranya :
1. Memiliki Keshalehan Sosial (Q.S. 107 : Al Maa’uun : 1-7)
2. Memiliki Keshalehan Ritual/vertikal (Q.S. 2 : Al Baqarah : 21)
3. Memiliki Kekuatan Do’a (rajin berdo’a) (Q.S. 2 : Al Baqarah : 186)
4. Memiliki kebutuhan untuk bergabung dengan lingkungan Sholeh (Q.S. 18 : Al Kahfi : 28)
5. Merasa mudah dalam beramal Sholeh atau melakukan kebaikan (Q.S. 6 : Al An aam : 125)
6. Merasakan Kerinduan kepada Allah, Hatinya terbuka dengan Nasehat, Memiliki Jiwa Tawakkal,
Selalu mendirikan Sholat, Memiliki Kepekaan Sosial (Q.S. 8 : Al Anfaal : 2-4)
7. Memiliki Kecerdasan Diri, selalu Introspeksi diri (memperbaiki diri) (Q.S. 3 : Ali Imran : 133-136)
(PerciikanIman.Org)
Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Bijak, Jangan buang waktu anda dengan berkomentar yang tidak bermutu. Terimmma kasssih.