Aneka Perlengkapan Sholat

Izzah Store menjual aneka Perlengkapan Sholat, seperti Mukena, Sajadah, Sarung, Peci, dll tersedia untuk anak dan dewasa

Aneka Parfum Alrehab

Izzah Store menjual parfum Alrehab original Jeddah Arab Saudi dengan berbagai varian aroma, seperti Soft, Lovely, Dalal, Fruit, Kholiji, Blanc, Sabaya, Aseel, Tooty Musk, dll

Aneka Pelengkapan Sholat untuk Anak

Izzah Store menjual aneka Perlengkapan Sholat, seperti Mukena, Sajadah, Sarung, Peci, dll tersedia untuk anak dan dewasa

Mari Membaca Alquran

Mari kita membaca Alquran, karena di Hari Kiamat nanti Alquran akan memberi syafaat kepada siapa saja yang gemar membacanya apalagi menghafalnya. Bacalah secara tartil dan perlahan-lahan. Jangan lewatkan hari-hari anda tanpa membaca Alquran..

Kumpulan Dongeng Anak

Anda hobi membaca dongeng-dongeng anak, di sini anda akan menemukannya. Mulai dari dongeng si kancil, si belalang, si kerbau, si kambing dan sebagainya. Cobalah dongengkan kepada buah hati anda menjelang tidur agar anak menjadi cerdas dan pandai bertutur.

Kumpulan Cerita Pendek

Anda penggemar Cerita Pendek atau Cerita panjang, di sini disajikan beberapa cerita islami yang sarat dengan pelajaran kehidupan. Cerita yang kadang memberi inspirasi kita dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Kisah Humor para Sufi

Anda kenal tokoh-tokoh sufi zaman dulu, di sini kami sajikan banyak sekali kisah-kisah lucu dan cerdik tokoh sufi dari Zaman dulu itu. Kisah kocak yang kadang menyindir diri kita yang membacanya.

Kisah Abu Nawas

Anda kenal Abunawas atau Nasrudin Hoja, di sini kami sajikan banyak sekali kisah-kisah lucu dan cerdik tokoh dari Zaman dulu itu. Kisah kocak yang kadang menyindir diri kita yang membacanya.

Cintailah Allah Melebihi Segalanya

Seberapa besar cinta kita kepada Allah, silakan tanya pada diri sendiri. Kita kadang lebih menghargai atasan kita daripada mendahulukan Allah. Sholat kadang ditunda ketika kita diundang oleh boss kita. Sholat kadang ditinggalkan karena asyik nonton Final Sepak Bola di televisi.

Aneka Sirwal dan baju gamis

Izzah Store Menjual aneka Sirwal dan gamis serta Jubah seperti Atasan Pakistan, Jubah Arab, Gamis Yaman, dll Juga Menyediakan baju Koko

Aneka Accessories

Izzah Store Menjual aneka Acessories seperti Sabuk Bonceng Anak, Sepatu Boots, Sorban, Siwak, dll

Aneka Gamis Pakistan dan Jubah Arab

Izzah Store Menjual aneka gamis dan Jubah seperti Atasan Pakistan, Jubah Arab, Gamis Yaman, dll Juga Menyediakan baju Koko

Aneka Sirwal, Celana Pangsi dan Cingkrang

Izzah Store Menjual aneka celana sirwal dan baju pangsi khas Sunda. Ada Sirwal biasa, Sirwal Loreng, Sirwal Boxer, Sirwal 3/4, dll

Keranda Kendaraan Masa Depan

Inilah yang namanya KERANDA yaitu kendaraan istimewa tanpa bensin (karena harganya selalu naik) yang. akan membawa kita ke tempat peristirahatan terakhir. Kendaraan sederhana tanpa AC, tanpa Pemutar Musik, dan akan berjalan dengan digotong kerabat kita.

Mari Mengingat Kematian

Berapapun lamanya kita hidup di dunia suatu saat nanti pasti akan berakhir. Dan akhir dari kehidupan dunia adalah datangnya kematian. Suka atau tidak suka kita akan tetap menemuinya. Oleh karena itu ingatlah selalu akan pemutus kenikmatan dunia yaitu MATI.

Bahaya Perbuatan Dholim


Bahaya Perbuatan Dholim


Allah Ta’ala berfirman: “Maka Kami hukumkah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam lautan. Maka lihatlah bagaimana akibat (buruk) orang-orang yang dzolim”. (Q.s, Al Qashash /28:40).


Sudah menjadi ketentuan-Nya, bahwa sejarah umat manusia tidak lepas dari berbagai tindak kedholiman. Dari dulu hingga hari ini. Yakni jauh sebelum semburat cahaya Islam muncul, yang kemudian disusul setelah umat Islam mundur dan runtuh. Dan selalu saja kaum yang menjadi korban bulan-bulanan kedholiman tersebut adalah mereka yang lemah dan miskin.


Sejarah silam bangsa Persia, Romawi, Cina, Mesir, India dan bangsa-bangsa tua lainnya, sarat dengan tumpukan lembaran-lembaran kelam kedholiman, kebengisan dan kelaliman. Hal tersebut lantaran dilatari oleh kebiasaan mereka hidup mewah, menumpuk pundi-pundi harta dan berfoya-foya. Disamping aturan dan undang-undang dholim yang dikukuhkan sebagai pemuas hawa nafsu dan selera rendah penguasa. Karenanya, mereka tidak merasa malu menjerat leher rakyat jajahan dengan upeti dan pajak yang jauh dari batas kesanggupan.

Dalam buku sejarah Persia, sebagaimana dinukil oleh Syaikh Abul Hasan Ali al-Nadwi dalam bukunya Madza Khasiral al-Alam bi al-Inkhithat al-Muslimin disebutkan, tidak pernah disinggung dalam sejarah seorang kaisar yang selalu hidup megah dan mewah melebihi kaisar-kaisar penguasa Persia. Mereka menarik dan menikmati upeti dan harta kekayaan melimpah dari negeri-negeri jajahan yang terbentang dari timur jauh hingga timur dekat.

Islam dan perbuatan dholim
Sejak awal, Islam datang menyeru umat manusia untuk lepas dari kungkungan kedzoliman dan kelaliman. Menyerukan persamaan derajat manusia di muka bumi ini, serta merubuhkan seluruh warisan-warisan jahiliyah yang identik dengan kedholiman. Tak ada lagi kesewenang-wenangan kaum yang kuat, kelaliman penguasa serta kebengisan golongan yang terpandang. Karenanya, tidak heran kalau dalam waktu yang relatif sangat singkat, Islam mendapat tempat istimewa di hati manusia. Khususnya mereka yang lemah dan tertindas.

Hal ini tergambar dari ucapan seorang Rib’iy bin Amir tatkala berdiri gagah di hadapan panglima tentara Persia, Rustum,

“Sungguh Allah Ta’ala mengutus kami untuk membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama menuju penghambaan hanya kepada Allah, melepaskan lilitan belenggu kesempitan dunia menuju kebebasan, serta mengeluarkan mereka dari kezaliman agama-agama menuju keadilan Islam”. (Lihat: al-Bidayah Wa al-Nihayah, Ibnu Katsir, 7/47).

Sebuah pernyataan jujur, lahir dari hati ksatria yang tulus, hingga tetap membekas sekalipun kesombongan dan kecongkakan berupaya mencegatnya.

Ketahuilah, harta, darah dan kehormatan seorang muslim haram atas muslim yang lain. Dalam konteks apapun, tidak dibenarkan merampas harta, menumpahkan darah atau mencemarkan kehormatan seorang muslim kecuali dengan alasan kebenaran. Ini dipertegas oleh Sabda Rasulullah SAW ketika haji wada’ (perpisahan):

“Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram (untuk ditumpahkan, dirampas dan dicemarkan), seperti haramnya hari kalian ini, di negeri ini (makkah), dan bulan kalian ini”. (HR. Imam Bukhari no: 65, Muslim no: 2137, Abu Daud no: 1628, al-Tirmidzi no: 2085Ibnu Majah no: 3046).

Olehnya, syariat Islam yang agaung memberi perhatian besar terhadap perkara-perkara tersebut. Setelah sebelumnya keadilan berada di titik nadir kehancuran. Misalnya, menindak tegas pembunuh jiwa yang suci (qishash), menghukum dengan sekeras-kerasnya para penyamun (Qs. 5:33), serta menegakkan hukum cambuk bagi orang yang suka menuduh tanpa bukti dan saksi yang dapat dipertanggung jawabkan. (Qs. 24:4).

Hati-hati berlaku dholim kendatipun terhadap orang fajir
Ketahuilah, perbuatan dholim tidak akan pernah membuahkan kebaikan di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, segala sesuatu yang diperoleh melalui jalan kedholiman baik itu berupa harta, pangkat, jabatan dan lainnya, pasti akan berujung kebinasaan dan kehinaan. Olehnya hati-hati berlaku dholim, karena ia akan menelurkan banyak mudharat bagi pelakunya, di antaranya:

Pertama: Dholim adalah kegelapan pada hari kiamat.

Dari Jabir bin Abdullah, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Takutlah kalian dari berlaku dholim, sesungguhnya kedholiman adalah kegelapan pada hari kiamat kelak”. (HR. Muslim no: 4675, Ahmad no: 13973).

Artinya, sikap dholim akan memadamkan cahaya penuntun yang dibutuhkan seorang hamba pada hari itu. Allah Ta’ala mengabarkan keadaan orang-orang munafik yang dholim terhadap diri mereka sendiri ketika terusir dari keinginan mendapat imbasan cahaya orang-orang beriman. “Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman:

“Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. (Qs. Al Hadid/57:13).

Kedua: Dholim membuat pelakunya bangkrut pada hari kiamat.
Sungguh, manusia paling celaka dan merugi adalah mereka yang datang pada hari kiamat dengan limpahan amal kebaikan, namun sayangnya amal-amal itu tidak mendatangkan sedikitpun manfaat baginya. Mereka sebagaimana disifatkan oleh Allah dalam kitab-Nya. “Bekerja keras lagi kepayahan. Memasuki api yang sangat panas (neraka)”. (Qs. Al Ghaasyiyah/88:3-4).

Termasuk diantaranya, mereka yang kerap melakukan tindakan kedholiman terhadap orang lain. Rasulullah Shalllallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?. Para sahabat menjawab : “Orang yang bangkrut di antara kami adalah mereka yang tidak memiliki dirham dan tidak pula perhiasan”. Kemudian beliau bersabda: “Orang yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang datang pada hari kiamat kelak dengan pahala shalat, puasa, dan zakat. Akan tetapi ia pernah mencela ini, menuduh ini, makan harta ini, membunuh itu, memukul itu. Maka diambil amal kebaikan-kebaikannya dan diberikan kepada orang-orang ia dholimi. Jika kebaikan milikmua telah habis, maka diambil kesalahan-kesalahan (orang yang ia dholimi) kemudian dipikulkan ke atas pundaknya. Baru kemudian ia di campakkan ke dalam api neraka”. (HR. Muslim no 4678, al-Tirmidzi no: 2342, Ahmad no: 7686, al-Thabarani no: 561).

Ketiga: Doa orang terdholimi pasti diijabah oleh Allah, sekalipun berasal dari orang fajir.
Ibnu Abbas ra berkata, ketika Rasulullah SAW mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, beliau berpesan kepadanya:

"Takutlah terhadap doa orang yang terdholimi, sesungguhnya tidak ada antara dia dan Allah Ta’ala tabir penghalang”. (HR. Bukhari no: 1401, Muslim no: 27, Abu Daud no: 1351, al-Tirmidzi no: 567, al-Nasaai no: 2475).

Ingat, doa orang tertindas pasti memperoleh ijabah dari Allah Ta’ala kendati keluar dari lisan pelaku dosa dan maksiat. Hal ini dipertegas oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah ra secara marfu’:

“Doa orang yang terdholimi pasti makbul, kendatipun ia seorang yang fajir (pelaku maksiat), karena kefajiran tersebut untuk dirinya sendiri”. (HR. Ahmad no: 8440. Hasan).

Bahkan, akan dijawab oleh Allah Ta'ala kendati keluar dari lisan orang kafir, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Takutlah terhadap doa orang yang terdholimi, kendati berasal dari orangkafir, sesungguhnya tidak ada antara dia dan Allah Ta’ala tabir penghalang” (HR. Ahmad no: 12091, dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah no: 767).

Dari keterangan beliau ini, kiranya cukup buat kita untuk takut akan rintihan dan munajat orang-orang lemah dan tertindas di sekitar kita. Doa yang mereka lantunkan adalah doa yang sanggup menggetarkan pintu-langit. Semuanya akan dijawab oleh-Nya, sekalipun berasal dari para pelaku maksiat dan orang kafir. Maka bagaimana kiranya jika doa tersebut dilantunkan oleh orang-orang shaleh yang berjuang melawan kedurjanaan serta membela kebenaran dan keadilan !? Wallahul musta’an!.

Pernak pernik kezaliman
Kedholiman dalam bentuk apapun tidak dibenarkan dalam Islam. Lantaran perbuatan tersebut sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai kemanusiaan yang digariskan oleh Allah. Ta’ala. Semua manusia sama. Dan yang membedakan mereka di sisi-Nya adalah takwa

Di antara bentuk kedholiman yang kerap dijumpai di tengah kehidupan manusia:

Pertama: Dholim kepada Allah Ta’ala. Dalam artian mengangkat dan menjadikan sekutu bagi-Nya dalam urusan peribadatan. Dan ini merupakan puncak kadholiman yang paling tinggi. Ketika Rasulullah SAW membaca ayat Al Qur’an yang berbunyi: “Dan orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan mereka dengan kedholiman”. (Qs. Al An’am/6:82).

Para sahabat merasa berat dan khawatir, hingga wajah mereka berubah. Mereka lantas berkata:

“Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang tidak pernah berlaku dholim?. Maka Beliau Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda; “Bukan seperti apa yang kalian duga, ia (kedholiman dalam ayat tersebut) adalah sebagaimana perkataan Luqman kepada anaknya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya memprsekutukan (Allah) adalah benar-benar kedholiman yang besar”. (Qs. Luqman/31:13). (HR. Bukhari no: 6424, Ahmad no: 4019).

Kedua: Dholim terhadap diri sendiri, keluarga dan istri.
Artinya, membenani diri diluar batas kemampuannya. Termasuk membebaninya dengan ibadah yang berlebihan. Padahal Allah tidak pernah membebani hamba-Nya melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasalam membenarkan Salman tatkala berkata kepada Abu Darda' tatkala Salman mencegatnya sholat semalam suntuk serta berpuasa setiap hari:

"Sungguh dirimu terdapat hak atasmu, keluarga dan istrimu pun terdapat hak atas dirimu, maka berikanlah hak setiap pemilik hak itu”. (HR Bukhari no: 1832, al-Tirmidzi no: 2337).

Perkataan ini merupakan nasehat yang sangat mulia. Seorang, jika menghabiskan malamnya dengan ibadah dan siangnya dengan berpuasa, sudah tentu akan melalaikan hak tubuh mendapatkan istirahat dan makanan yang cukup. Juga hak keluarga memperoleh penghidupan yang layak, serta hak istri untuk mendapat nafkah batin dari suaminya.

Ketiga: Dholim terhadap sesama muslim.
Seperti membunuh, merampas harta, mencela, menghina atau merusak kehormatan dan harga dirinya dan sebagainya. Rasulullah Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda tentang orang yang mendholimi saudaranya dengan merampas atau menggusur tanah miliknya:

“Siapa yang berlaku dholim terhadap sejengkal tanah (milik orang lain), kelak akan digantungkan pada hari kiamat kelak tujuh lapis bumi (yang ia dholimi) dilehernya”. (HR. Bukhari no: 2959, Muslim no: 3022).

Keempat: Dholim terhadap anak.
kedholiman ini sangat banyak dijumpai di sekitar kita. Diantarnya dalam dalam masalah memberi pembagian.

Dari Nu'man bin Basyir Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Bapakku pernah memberikan padaku sebagian hartanya. Maka Ibuku –Amrah binti Rawahah- berkata: Aku tidak ridha hingga engkau bertanya pada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Maka bapakku datang menemu Rasulullah. Maka beliau berkata padanya: “Apakah hal ini engkau lakukan terhadap seluruh anak-anakmu?”. Ia berkata: “Tidak”. Beliau lantas bersabda: “Takutlah kepada Allah dalam urusan anak-anak kalian”. Maka ayahku segera pulang dan mengambil kembali sedekah tersebut”. (HR. Muslim no: 3055, .

Kelima: Dholim terhadap rakyat atau bawahan.
Ma’qil Ibnu Yasar berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda:

“Tidaklah seorang hamba diberikan amanah oleh Allah Ta’ala untuk mengurus rakyatnya, kemudian mati dalam keadaan menipu rakyatnya tersebut, melainkan Allah akan mengharamkan baginya surga pada hari kiamat kelak”. (HR. Muslim no: 6618).

Akhir dari kedholiman
Kalau kita berkaca pada peristiwa-peristiwa lalu, akan tampak bagi kita bahwa kesudahan dari kedholiman yang dilakoni manusia di atas muka bumi adalah kebinasaan dan kehinaan. Dan sungguh dalam peristiwa-peristiwa tersebut terpendam pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.(Qs. Yusuf/12:111).

Lihatlah akhir dari kelaliman tirani Fir’aun dan Namruz. Tak ada yang tersisa bagi keduanya melainkan keping-kepng kehinaan yang terus dikenang hingga hari kiamat. Demikian pula akhir dari rezim Al Hajjaj Ibnu Yusuf yang terkenal bengis dan kejam. Ia pun binasa dalam kehinaan, sepekan setelah meluncur doa dari lisan Said Ibnu Jubair ketika beliau akan dieksekusi:

“Wahai Allah, Jangan engkau biarkan ia menguasai (mendhalimi) seorang-pun setelahku". (Lihat: al-Bidayah Wa al-Nihayah, Ibnu Katsir 9/116).

Olehnya, hendaklah orang-orang yang berpikir mengambil i’tibar. Tindakan dholim pada orang lain, pasti akan mendapat balasan yang setimpal dari Zat yang selalu membela kaum lemah dan tertindas. Dan Dia maha berkuasa atas segala sesuatu. “Sungguh pada hari kiamat kelak akan ditunaikan (dikembalikan) semua hak-hak kepada pemiliknya, hingga kambing yang bertanduk pun akan digiring (pada hari itu) dan diputuskan lantaran pernah menyeruduk kambing yang tak bertanduk, (baru setelah itu mereka dikembalikan menjadi tanah)”. (HR. Muslim). Wallahu a’lam.



Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Bisnis Pulsa Paling Menguntungkan
@ Cara Bikin Blog Cantik dan Dinamis
@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap
@ Kumpulan Dongeng Anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

Bersihkan Hati, Jauhi Dengki



Bersihkan Hati, Jauhi Dengki

Hati adalah tempat lahirnya niat atau hasrat untuk bertindak. tempatnya taqwa juga di hati.Dalam haditsnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata "Attaqwa Haahunaa". Artinya, Taqwa itu disini, seraya Rasulullah menunjuk dadanya.

Orang kerap mengatakan, menilai orang yang terpenting adalah hatinya.Itu Bisa Benar, karena Allah shubhaana wa taala memang tidak menilai apapun dari dikita kecuali hati dan amal.


Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, sesungguhnya Allah tidak menilai bentuk tubuhmu, suaramu, tidak juga rupamu, tapi ia menilai hati dan amalmu.” Hati yang bersih , terhindar dari semua penyakit hati yang paling berbahaya adalah dengki.

Yang dimaksud disini, adalah sifat yag menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain, dan tak ingin oleh orang lain memiliki hal tersebut. Ini termasuk sikap yang curang. Sikap seperti itu kerap diistilahkan hasad, dan Rasulullah sangat melarang ummatnya memendam hasad.

Hati adalah tempat atau pusat segala perasaaan (emosi). Rasa sedih, senang, marah, benci, dendam dengki, cinta dan sebagainya ada dalam hati. Kondisi hati berpengaruh kuat pada kondisi badan atau anggota tubuh yang lain. Maka dengan itu diupayakan agar jangan sampai hati kita menjadi sakit. Beberapa penyakit hati selain dengki adalah takabur (sombong), riya (pamer), bakhil (pelit,kikir), serta wahn (cinta dunia dan takut mati) yang membuat kita menghindari atau lari dari jalan Allah.

Hasad digambarkan Nabi ibarat api yang memakan kayu bakar. Kebaikan itulah yang diandaikan kayu bakar, saat kita dengki, maka semua kebaikan kita akan habis, terbakar seperti kayu bakar. Sungguh sayang jika kebaikan tersebut itu hilang dan tak berarti. Cara yang paling mudah keluar dari lilitan kedengkian semacam ini, salah satunya dengan selalu mengharapkan kebaikan bagi orang lain.

Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri. Dengan begitu kita tidak akan menyakitinya. Nabi pernah mengatakan, “Tidak sempurna keimanan seseorang di antara kalian, sebelum ia mencintai sesuatu pada saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”Rasul juga menegaskan orang-orang Muslim itu satu tubuh, salahsatunya sakit yang lain ikut sakit.

Dalam keseharian, sifat dengki memuncak manakala kita selalu iri dengan orang lain, sementara diri tidak punya daya meraih apa yang diperoleh orang tersebut.
Misalnya, sempatkan mengunjungi rumah sakit, rumah-rumah kumuh, dan di beberapa tempat banyak orang miskin terkumpul. Niscaya, hati bias ikut tersiram dan tergugah. Perlahan-lahan kesombongan dan dengki itu akan terkikis. Lain dengan sifat iri meraih ilmu setingi-tinginya , ini iri satu-satunya yang baik. Tapi, jangan pernah mengharapkan orang lain menjadi bodoh.

Bulan Ramadhan, sangat tepat untuk mengaplikasikan amalan-amalan yang sifatnya bukan untuk duniawi semata. Hilangkan dengki, agar amalan tidak berkurang. Dan selalu mengharapkan yang terbaik buat orang lain.(Muhammad Ikhwan Abdul Jalil)


Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Bisnis Pulsa Paling Menguntungkan
@ Cara Bikin Blog Cantik dan Dinamis
@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap
@ Kumpulan Dongeng Anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

9 Kejahatan Lidah yang Perlu Diketahui


Sahabat, kalau kita putar ulang kaset2 lama, hampir dalam setiap kaset pengajiannya, da'i sejuta ummat, KH Zainuddin MZ selalu meminta maaf kepada hadirin dan pendengar apabila ada salah kata yang kurang berkenan. Ungkapan beliau yang terkenal sebagai berikut :

"Kalau luka kulit karena pedang, banyak obat bisa dibeli, tapi luka hati karena lidah, kemana obat hendak dicari"


Saudaraku, Imam Al-Ghazali menyebutkan beberapa kejahatan yang dapat dilakukan oleh lidah kita. Hanya ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari kejahatan lidah, yaitu dengan jalan "diam".


Ungkapan Barat : "Silence is golden", ternyata benar, bahwa diam itu adalah emas. Tidak heran bila Nabi saw pernah bersabda, “Manusia yang paling baik adalah manusia yang memberikan kelebihan hartanya dan menahan kelebihan omongannya.”

Sedikitnya ada 9 (sembilan) kejahatan lidah menurut Imam Al-Ghazali.

KEJAHATAN LIDAH YANG PERTAMA ADALAH BERBICARA UNTUK HAL-HAL YANG TIDAK PERLU

Nabi saw bersabda, ”Seseorang tidak dianggap mukmin sebelum dia menghindari segala sesuatu yang tidak perlu baginya.”

Ciri seorang muslim yang baik ialah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat darinya. Termasuk berbicara yang tidak membawa manfaat. Pada suatu ketika Anas, seorang sahabat Nabi, bercerita ; Suatu hari pada Perang Uhud, aku melihat seorang pemuda yang mengikatkan batu ke perutnya lantaran kelaparan. Ibunya lalu mengusap debu dari wajahnya sambil berkata, ”Semoga surga menyambutmu, wahai anakku.” Ketika melihat pemuda yang terdiam itu, Nabi berkata, ”Tidakkah engkau ketahui mengapa ia terdiam saja ? Mungkin ia tidak ingin berbicara yang tidak perlu atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya.”

Dalam riwayat lain, Nabi bersabda, ”Kalau engkau temukan seseorang yang sangat berwibawa dan banyak diamnya, ketahuilah mungkin ia sudah memperoleh hikmah.”

KEJAHATAN KEDUA ADALAH PEMBICARAAN YANG BERLEBIHAN

Kelebihan pembicaraan dapat terjadi bila kita ingin menunjukkan kelebihan-kelebihan kita dengan cara-cara yang berlebihan. Kita sering berbicara lama ngalor ngidul hanya untuk menunjukkan pada orang lain kefasihan pembicaraan kita kemudian kita hias pembicaraan kita dengan hal-hal yang tidak perlu, agar orang lebih tertarik pada omongan kita. Penyebab kelebihan pembicaraan juga adalah adanya sikap ingin menunjukkan kepada orang lain tentang sesuatu yang sebenarnya tidak pantas untuk kita tunjukkan. Terkadang kita sering berbicara kepada orang tentang sesuatu yang sebenarnya orang lain tidak berkepentingan dengan hal itu. Tetapi lidah kita gatal untuk menceritakannya pada orang lain.

Dewasa ini banyak disebut istilah "clubbing", yaitu kongkow-kongkow bersama teman-teman berbicara tanpa topik jelas dan terkadang diselingi tawa hanya untuk menghabiskan waktu2 kita. Clubbing dapat berdampak pada banyak pembicaraan yang tidak membawa manfaat. Karena banyak berbincang-bincang atau mengobrol juga termasuk ke dalam kategori pembicaraan yang berlebihan.

Al-Quran menyebutkan, ”Tidak ada kebaikan pada banyaknya suatu obrolan kecuali dalam perbincangan itu ada perintah untuk bersedekah, berbuat baik, atau perintah untuk mendamaikan sesama manusia.” (QS Al-Nisa: 114).

KEJAHATAN KETIGA ADALAH MENGOBROL TENTANG HAL-HAL YANG BATIL

Kelak di hari akhirat nanti, terjadi perbincangan antara para penghuni surga dan para penghuni neraka. Ahli surga bertanya kepada ahli neraka, “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke neraka?” Para ahli neraka men-jawab, “Dahulu kami tidak pernah melakukan salat, tidak memberi makan kepada orang miskin, dan kami biasa mengobrolkan hal-hal yang batil dengan orang-orang yang membicarakannya.” (QS. Al-Mudatsir: 42-45).

KEJAHATAN KEEMPAT ADALAH BERDEBAT SECARA BERLEBIHAN

Debat memang berguna bagi murid yang sedang belajar. Tetapi bagi seorang alim, debat adalah sesuatu yang harus ia hindari. Seringkali lidah kita gatal untuk mendebat seseorang. Kita menikmati perdebatan karena dengan perdebatan kita dapat memuaskan nafsu binatang buas yang ada pada diri kita. Sifat binatang buas ini mendorong kita untuk mengalahkan, menghancurkan, dan membuat kita lebih tinggi daripada orang lain. Rasulullah SAW pernah bersabda:

”Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, walaupun perdebatan itu benar, maka Tuhan akan berikan kepadanya tempat paling tinggi di surga".

"Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan yang batil, maka Tuhan akan bangunkan baginya rumah di taman-taman surga.”

Dalam riwayat lain disebutkan Nabi bersabda: ”Janganlah engkau debat saudaramu; janganlah engkau lawan dia; dan janganlah engkau menjanjikan sebuah janji kepadanya lalu kau langgar janji itu.”

Kejahatan lidah yang kelima adalah perkataan yang di dalamnya terkandung unsur permusuhan, kedengkian, menyakitkan, serta menjatuhkan harga diri orang lain. Banyak sekali diriwayatkan bahwa Rasulullah sering memperingatkan orang yang mengecam para sahabat Nabi.

Nabi SAW pernah bersabda: ”Janganlah kau kecam sahabat-sahabatku.”

Kejahatan keenam adalah melebih-lebihkan pembicaraan untuk menunjukkan kefasihan dalam berbicara. Nabi saw pernah bersaba: ”Sejelek-jeleknya umatku ialah orang yang di pagi harinya banyak memperoleh kenikmatan, lalu ia makan dan berpakaian secara berlebihan, dan ia banyak melebih-lebihkan pembicaraannya.”

Kejahatan lidah yang ketujuh adalah lidah yang sering mengucapkan kata-kata kotor. Rasulullah saw bersabda: ”Bukanlah seorang mukmin orang yang kata-katanya kotor, kasar, menusuk, dan melaknat.”

Kata-kata kotor adalah kata-kata yang apabila kita mengucapkannya kita dianggap tidak sopan. Sedangkan kata-kata kasar adalah kata-kata yang sebaiknya tidak kita ucap-kan karena ada kata-kata lain yang jauh lebih halus. Seorang mukmin harus bisa menyampaikan makna ingin di-utarakannya dengan bahasa yang halus.

Di sisi lain, Islam pun memuji orang-orang yang berkata jujur dan apa adanya, seperti Abu Dzar Al-Ghifari. Rasulullah saw bersabda: “Di bawah kolong langit ini, di atas bumi yang hijau ini, tidak ada lidah yang lebih jujur daripada lidah Abu Dzar.”

Tetapi Abu Dzar juga pernah ditegur oleh Rasulullah saw karena terlalu jujur dalam berkata: Suatu saat, Abu Dzar bertengkar dengan sahabat Amar bin Yasir. Amar adalah orang yang berkulit hitam karena ada garis keturunan dari ibunya yang berkulit hitam. Ketika bertengkar, Abu Dzar berkata kepada Amar: “Hai, anak perempuan berkulit hitam!” Rasulullah saw mendengar hal itu. Ia menegur Abu Dzar: “Celakalah kamu, Abu Dzar! Tidak ada kelebihan orang berkulit putih di atas orang berkulit hitam (tidak ada kelebihan) orang Arab di atas orang ‘Ajam.” Mendengar ucapan Rasulullah saw tersebut, Abu Dzar langsung merebahkan tubuhnya. Ia letakkan pipinya di atas tanah lalu memerintahkan Amar untuk menginjak kepalanya sebagai tebusan ucapannya tadi.

KEJAHATAN YANG KEDELAPAN ADALAH MELAKNAT

Ucapan laknat ini mungkin terlalu sering kita dengar dari orang-orang di lingkungan kita dan sepertinya saling melaknat merupakan perkara yang biasa bagi sementara orang, padahal melaknat seorang Mukmin termasuk dosa besar. Tsabit bin Adl Dlahhak radhiallahu ' anhu berkata : “Rasulullah Shallallahu ' Alaihi Wa Sallam bersabda : ‘Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya.’ ” (HR. Bukhari dalam Shahihnya 10/464)

Ucapan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : (“Fahuwa Kaqatlihi”/ Maka ia seperti membunuhnya) dijelaskan oleh Al Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah dalam kitabnya Fathul Bari : “Karena jika ia melaknat seseorang maka seakan-akan ia mendoakan kejelekan bagi orang tersebut dengan kebinasaan.”

KEJAHATAN KESEMBILAN ADALAH LEBIH BANYAK BERNYANYI DARIPADA MEMBACA AL-QURAN

Al-Ghazali menyebutkan ada nyanyian-nyanyian yang diperbolehkan dalam Islam untuk kita nyanyikan. Tapi sebagian besar nyanyian itu tidak bermanfaat dan melalaikan kita dari Allah. Nyanyian yang baik adalah nyanyian yang di dalamnya ada ungkapan-ungkapan kerinduan kepada Allah dan terkandung pujian-pujian untuk Allah SWT ( Barangkali Nasyid untuk era kini.) Salah satu praktek yang harus ditempuh para sufi dalam perjalanan mereka mendekati Tuhan disebut dengan Al-Shumt. Dalam praktek ini, seorang sufi berusaha mengendalikan lidahnya dengan membiasakan diri untuk banyak diam dan mengurangi pembicaraan.

So, mari kita sama belajar untuk mengurangi pembicaraan kita hanya untuk yang bersifat perlu saja dan membawa manfaat. Rasulullah SaW berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata kebaikan atau diamlah".

Sebagai kajian penutup saya kutip suatu hadist tentang menjaga lidah : Suatu ketika, Nabi saw dimintai nasihat oleh seorang laki-laki : “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tidak akan menanyakannya lagi kepada seseorang selain hanya kepada engkau.”

Atas permintaan itu pun Nabi saw bersabda: “Katakanlah! Aku beriman kepada Allah kemudian (bersikap) istiqamah.”

Belum puas dengan nasihat itu, laki-laki itu pun meminta nasihat lagi kepada Nabi saw: “Ya Rasulullah, apa yang harus aku jaga, setelah itu?”

Atas permintaannya itu pun Nabi saw mengisyaratkan kepada lidahnya sendiri dan berkata: “ jaga ini” (Hadits Shahih riwayat Muslim dari Sofyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi) .

Maha benar Allah, yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana



Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Bisnis Pulsa Paling Menguntungkan@ Cara Bikin Blog Cantik dan Dinamis@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap@ Kumpulan Dongeng Anak@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog

Waktu Anda Adalah Usia Anda



Waktu Anda Adalah Usia Anda

ADA APA DENGAN WAKTU?

Tafsir Surat Al-Insyirah Ayat 7-8

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. 94 : 7-8).

Tafsir Ayat

Yakni, apabila engkau telah selesai mengerjakan suatu tugas, maka bersiap sedialah mengerjakan tugas yang lainnya. Yakni, kerjakanlah tugas yang lain, janganlah menyia-nyiakan kesempatan. Oleh karena itu, hidup seorang yang berakal adalah kehidupan yang penuh dengan kesungguhan. Setiap kali selesai mengerjakan satu tugas ia bersiap mengerjakan tugas yang lain.


Karena waktu akan terus berlalu, baik kita dalam keadaan terjaga maupun tidur, dalam keadaan sibuk maupun longgar. Waktu terus berjalan, tidak ada seorangpun yang dapat menahannya. Sekiranya semua manusia bersatu padu untuk menahan matahari supaya waktu siang bertambah panjang, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya. Tidak ada seorangpun yang dapat menahan waktu. Karena itu, jadikanlah hidupmu hidup yang penuh kesungguhan. Jika engkau selesai mengerjakan sebuah pekerjaan, lanjutkanlah dengan pekerjaan yang lain. Jika engkau telah selesai mengerjakan urusan dunia hendaklah engkau melanjutkannya dengan mengerjakan urusan akhirat. Sebaliknya, jika engkau selesai mengerjakan urusan akhirat lanjutkanlah dengan mengerjakan urusan dunia. Apabila engkau telah selesai mengerjakan shalat Jum’at, bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah. Shalat Jum’at diapit oleh dua urusan dunia. Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at…” (QS. 62 : 9).

Yakni, sementara engkau sibuk mengurus urusan dunia.

Allah berfirman:

“…maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah…” (QS. 62 : 9-10).

Apabila kita selesai mengerjakan satu tugas, maka bersiaplah mengerjakan tugas yang lain. Demikianlah seterusnya. Seorang insan hendaklah selalu bersungguh-sungguh.

Jika ada yang berkata: Apabila aku terus-menerus serius dan sungguh-sungguh setiap waktu, aku pasti letih dan bosan.

Jawabnya: Sesungguhnya istirahatmu untuk menyegarkan dirimu dan mengembalikan gairah kerja termasuk pekerjaan dan amalan. Maksudnya, pekerjaan dan amalan itu tidak harus bergerak. Waktu istirahatmu untuk mengembalikan gairah kerja termasuk pekerjaan dan amalan. Yang paling penting adalah, jadikanlah seluruh hidupmu dalam kesungguhan dan amal.

Firman Allah:

“…dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.” ( QS. 94 : 8 ).

Yakni, apabila engkau selesai mengerjakan tugas-tugas lalu diikuti dengan pekerjaan yang lainnya, maka berharaplah kepada Allah untuk mendapatkan pahala. Selalulah memohon pertolongan kepada Allah sebelum dan sesudah beramal. Sebelum beramal mintalah pertolongan kepada Allah. Dan setelah beramal harapkanlah pahala dari Allah.

Dalam firman Allah: “dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap” terdapat faedah balaghiyah. Dalam struktur kalimat kata jar majrur: ilaa rabbika berkaitan dengan kata farghab, dan ia disebutkan terlebih dulu. Mendahulukan ma’mul (dalam hal ini jar majrur) memberi faedah hasr (pembatasan). Yakni, hanya kepada Allah sajalah kamu berharap jangan kepada yang lainnya. Berharaplah kepada-Nya dalam seluruh urusanmu. Dan percayalah, Allah pasti memudahkan engkau selama engkau menggantungkan pengharapanmu kepada-Nya. Banyak manusia yang kurang menyadarinya, yaitu kurang menyadari bahwa mereka harus selalu menggantungkan harapannya kepada Allah. Oleh karena itu, kita dapati amal perbuatan mereka banyak yang rusak. Karena tidak ada hubungan antara mereka dengan Allah dalam amal perbuatan mereka. Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita semua orang-orang yang melaksanakan perintah-perintah-Nya dan membenarkan berita-berita-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ada Apa Dengan Waktu?

Waktu adalah Hal Termahal yang Dimiliki oleh Manusia

Waktu adalah salah satu nikmat Allah yang paling mahal yang dikaruniakan kepada manusia. Meski demikian, seringkali kita lalai untuk mempergunakannya secara efektif dan efisien. Al-Qur’an dan As-Sunnah sendiri telah menaruh perhatian khusus terhadap waktu dari banyak aspek dengan berbagai bentuknya. Allah Ta’ala telah menjelaskan urgensinya waktu dan besarnya nikmat Allah di dalamnya. Dalam konteks penyebutan tentang betapa besarnya karunia Allah kepada manusia, dijelaskan dalam firman-Nya:

Dan Dia telah pula menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar, dan telah menundukkan bagi kalian malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya. Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan dapat menghitungnya. (QS. Ibrahim [14]:33-34).

As-Sunnah menegaskan urgensinya waktu dan tanggung jawab manusia terhadapnya yang akan dipersoalkan di hadapan Allah Ta’ala kelak di hari kiamat. Dalam sebuah riwayat ditegaskan:

Dari Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,” Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang empat perkara ; umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia pergunakan, hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan, dan perbuatannya apa yang telah ia kerjakan.” (H.R. At-Thabrani dengan sanad shahih).

Para intelek dan orang-orang bijak telah menyadari urgensinya waktu ini. Mereka mengatakan, “Waktu itu laksana emas,” Kata yang lainnya, “Waktu itu bagaikan pedang.”

Semoga Allah Ta’ala merahmati seorang ulama yang telah menyatakan, “Waktu adalah kehidupan.” Memang tak diragukan lagi, waktu lebih mahal dari emas dan lebih tajam dari pedang.

Waktu adalah Kesempatan atau Modal yang Terbatas

Waktu adalah rentang waktu yang dimulai sejak Anda dilahirkan dan berakhir dengan kematian Anda.

Kehidupan Waktu Kematian

Kehidupan

Waktu adalah kesempatan atau modal yang terbatas. Kita semua mempunyai kuantitas waktu yang sama :

24 Jam per hari

168 Jam per pekan

Dalam kehidupan Anda, Anda tidak mempunyai waktu selain sejumlah tahun yang telah Allah tetapkan untuk Anda. Mustahil Anda bisa menabung waktu. Anda juga tidak bisa menghentikan atau menggerakkannya. Anda hanya bisa menggunakan 60 detik dalam tiap menitnya.

Hati Anda senantiasa memperingatkan diri Anda, seperti kata pepatah:

Degup jantung seseorang mengatakan kepada dirinya

Sesungguhnya kehidupan hanyalah rangkaian menit dan detik

Imam Hasan Al-Bashri berkata, ”Wahai anak Adam, engkau hanyalah (kumpulan) hari-hari yang bisa dihitung. Setiapkali satu hari berlalu, setiapkali itu pula sebagian dirimu berlalu. Jika sebagian telah berlalu, maka keseluruhannya hampir tiba masanya untuk berlalu.”

Waktu Tidak Bisa Diganti

Setiap hari berlalu, setiap jam lewat, dan setiap kesempatan pergi…tak bisa dikembalikan lagi. Kata Imam Hasan al-Bashri, ”Tidaklah ada satu hari pun di mana fajar merekah, kecuali si hari berseru, “Wahai anak Adam, aku adalah makhluk yang baru, dan menjadi saksi atas perbuatanmu. Maka ambillah bekal dariku, karena aku tidak akan pernah kembali sampai hari kiamat kelak”.”

Oleh karena itulah sebuah riwayat berpesan kepada kita untuk mempergunakan waktu kita secara maksimal.

“Pergunakanlah secara maksimal lima perkara sebelum datang lima perkara yang lain : Masa hidupmu sebelum datang masa matimu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa kayamu sebelum datang masa miskinmu.

Waktu Berlalu dengan Cepat

Waktu bergerak bak awan, berhembus laksana angin. Sebuah syair mengatakan:

Tahun-tahun terus-menerus berlalu dengan tenang

Karena pendeknya, ia laksana beberapa hari saja

Disusul oleh hari-hari penuh kekacauan

Begitu lamanya hingga ia laksana bertahun-tahun

Tahun-tahun dan pelakunya pun berlalu

Seakan-akan semuanya hanyalah mimpi

Cobalah untuk melihat sekilas umur Anda yang telah lewat sepanjang masa kehidupan Anda, maka Anda akan menemukannya ringkas -betapapun lamanya-, seolah-olah ia hanya sekejap saja.

Ketika mati, tahun-tahun dan dekade-dekade kehidupan seorang manusia akan diringkas sehingga seakan-akan hanya sedikit kesempatan yang lewat begitu saja, seperti lintasan kilat. Begitu juga hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman :

Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan sesaat pada siang hari. (QS. al-Ahqaf [46]:35).

Orang-orang saleh menceritakan kisah sesepuh para rasul, Nuh ‘alaihi salam. Malaikat maut datang kepada beliau untuk mencabut nyawanya, setelah beliau hidup hampir selama seribu tahun sebelum dan sesudah terjadinya banjir yang menenggelamkan dunia. Malaikat maut bertanya, ”Wahai Nabi yang paling panjang usianya! Bagaimana anda mendapati dunia?” Nabi Nuh menjawab, ”Ia laksana sebuah rumah yang mempuyai dua pintu. Aku memasukinya lewat salah satu pintu dan keluar dari pintu yang lain!”

Setiap orang di antara kita mengetahui bahwa waktu berlalu dengan begitu cepat, namun kita tidak menyadarinya. Ia berlalu, namun kita tidak merasakannya. Berapa banyak waktu yang kita habiskan sekedar untuk melakukan kegiatan rutinitas harian? Misalkan umur manusia rata-rata adalah 60 tahun, maka kita bisa melihat bagaimana kita menghabiskan sebagian umur kita. Ada baiknya kita perhatikan tabel berikut ini:

No

Aktifitas


Keseluruhan Waktu Dalam 60 Tahun

1


Mengikat tali sepatu


8 hari

2


Menunggu rambu-rambu lalulintas


1 bulan

3


Waktu yang dihabiskan di tukang cukur


1 bulan

4


Naik lift (di kota-kota besar)


3 bulan

5


Gosok gigi


3 bulan

6


Menunggu bis (di kota-kota besar)


5 bulan

7


Waktu yang dihabiskan di kamar mandi


6 bulan

8


Membaca buku


2 tahun

9


Waktu makan


4 tahun

10


Mencari rizki


9 tahun

11


Tidur


20 tahun

Dari sini, baik kita sepakat atau tidak atas tabel ini, kita semua menyadari dengan baik bahwa waktu berlalu begitu cepat dan tidak memberi kita kesempatan untuk mempergunakannya secara maksimal.

Memanfaatkan Waktu Secara Maksimal Menambah Nilai Waktu

Sesungguhnya tugas-tugas besar bisa diselesaikan dengan sukses manakala seorang manusia mampu mempergunakan waktunya secara proporsional. Begitu pula standar untuk menilai kemajuan, kemegahan dan kebangkitan peradaban sebuah bangsa adalah kemampuan pribadi-pribadinya untuk mempergunakan dan memenej waktunya dengan baik. Tingkat produktifitas seorang pekerja di Amerika dan Jepang jauh lebih besar dari tingkat produktifitas di negara-negara berkembang, —data statistik terakhir menyebutkan [tingkat produktifitas di negara-negara berkembang, pen] hanya 36 menit per hari!


Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Bisnis Pulsa Paling Menguntungkan
@ Cara Bikin Blog Cantik dan Dinamis
@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap
@ Kumpulan Dongeng Anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

Cintai Saudara se-iman Melebihi Cinta kepada Dirimu Sendiri




"Dari Anas bin Malik radhiallâhu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah (sempurna) iman seseorang diantara kalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri". (H.R.Bukhari dan Muslim).

Catatan: Lafazh hadits diatas terdapat dalam Shahih Bukhari tetapi tanpa kata yang kami garisbawahi "bin Malik ". Kami cantumkan demikian karena naskah aslinya dari kitab "Jami'ul 'ulum wal Hikam" demikian.

Takhrij Hadits secara global

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, juga dikeluarkan oleh Imam Ahmad, at-Turmuzi, Ibnu Majah, an-Nasai dan Ibnu Hibban.


Makna hadits secara global

Dalam hadits diatas, Rasulullah menjelaskan bahwa salah satu dari ciri kesempurnaan iman seseorang adalah dia memberikan porsi kecintaan terhadap saudara nya se-iman melebihi cintanya pada dirinya sendiri.

Penjelasan tambahan

Dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad terdapat penjelasan tentang makna penafian iman dalam hadits diatas yaitu menafikan pencapaian hakikat dan puncak keimanan karena banyak sekali disebutkan dalam hadits-hadits Nabi tentang penafian iman lantaran tiada terpenuhinya sebagian dari rukun-rukun dan kewajiban-kewajiban yang terkait dengannya. Seperti dalam makna sabda beliau: "Tidaklah seorang pezina melakukan perbuatan zina ketika dia melakukannya; sedangkan dia dalam keadaan beriman, dan tidaklah seorang pencuri melakukan pencurian ketika dia mencuri; sedangkan dia dalam keadaan beriman, dan tidaklah meminum khamar/arak ketika dia meminumnya; sedangkan dia dalam keadaan beriman". Juga dalam seperti dalam sabdanya yang lain: "Tidaklah beriman (sempurna imannya) orang yang tetangganya tidak aman dari ucapan-ucapannya".

Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik diatas, menunjukkan bahwa seorang Mukmin merasa senang dan gembira bila saudaranya se-iman merasakan hal yang sama dengan yang dia rasakan. Begitu juga, dia ingin agar saudaranya itu mendapatkan kebaikan seperti yang dianugerahkan kepadanya. Hal ini bisa terealisasi manakala dada seorang Mukmin secara sempurna terselamatkan dari penyakit dengki dan ngibul. Sebab sifat dengki mengindikasikan bahwa si pendengki tidak suka bila kebaikan seseorang melebihi dirinya atau bahkan menyamainya. Dia ingin agar kelebihan yang ada padanya selalu diatas orang lain dan tidak ada orang yang menyainginya sedangkan keimanan mengindikasikan sebaliknya; yaitu agar semua orang-orang yang beriman sama-sama diberikan kebaikan seperti dirinya tanpa dikurangi sedikitpun. Oleh karena itu, dalam KitabNya Allah memuji orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dia Ta'ala berfirman: "Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi..". (Q.,s. 28/al-Qashash: 83).

Diantara hadits yang semakna dengan hadits Anas diatas, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Mu'adz, bahwasanya dia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tentang iman yang paling utama, maka beliau bersabda: "iman yang paling utama adalah engkau mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, engkau pekerjakan lisanmu dalam berzikir kepada Allah". Mereka lantas bertanya : kemudian apa lagi wahai Rasulullah! , beliau menjawab: "engkau mencintai manusia sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri dan engkau benci (sesuatu yang buruk terjadi) terhadapnya sebagaimana engkau membenci hal itu terjadi terhadap dirimu, dan engkau berkata dengan perkataan yang baik atau engkau diam". Namun dalam memaparkan hadits ini, Mushannif memakai lafazh "ruwiya" dimana dalam istilah hadits merupakan bentuk yang menunjukkan "tamridh" alias hadits ini masih dipertanyakan keshahihannya dan kevalidan sumbernya meskipun dari sisi makna adalah shahih.

Implikasi dari terpatrinya sifat iman diatas

Diantara implikasi dari tercapainya keimanan melalui sifat mencintai saudara se-iman seperti tersebut diatas adalah bahwa sifat tersebut dapat membawa pemiliknya masuk surga. Hal ini dipertegas dalam hadits-hadits lain, diantaranya: hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Yazid bin Asad la-Qasri, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "apakah kamu menginginkan surga?, aku berkata: Ya, lalu beliau bersabda: "oleh karena itu, cintailah saudaramu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri". Begitu juga hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari 'Abdullah bin 'Amru bin al-'Ash dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "barangsiapa yang ingin agar dirinya dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga, maka hendaklah saat dia menemui ajalnya dalam keadaan beriman kepada Allah dan Hari Akhir, dan dia memberikan kepada manusia sesuatu yang dia suka hal itu diberikan kepadanya".

Hal ini juga diterapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "wahai Abu Dzar! Sesungguhnya aku melihatmu seorang yang lemah, dan aku mencintaimu sebagaimana aku mencintai diriku sendiri; janganlah engkau menjadi amir (pemimpin) atas dua orang, dan janganlah pula engkau menjadi wali atas harta anak yatim". Mengomentari hadits ini, Mushannif mengatakan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wasallam melarang Abu Dzar untuk melakukan hal tersebut lantaran beliau memandang bahwa dia (Abu Dzar) merupakan sosok yang lemah dalam hal itu (memimpin/leadership), sedangkan beliau mencintai setiap orang yang lemah, termasuk Abu Dzar sendiri. Adapun kenapa beliau dapat menjalankan tugas mengatur urusan orang banyak, hal itu karena Allah telah memberikan kekuatan kepada beliau untuk melakukannya, dan memerintahkan kepada beliau untuk mengajak seluruh makhluk agar loyal terhadapnya serta mengembankan tugas kepada beliau untuk mengarahkan urusan agama dan dunia mereka.

Ada riwayat dari 'Ali bin Abi Thalib yang intinya menunjukkan bahwa dia merealisasikan hadits Anas diatas sebagaimana Rasul juga telah merealisasikannya, namun riwayat tersebut masih dipertanyakan keshahihannya bahkan ada yang mengatakan kualitasnya lemah sekali.

Permasalahan hadits

Ada beberapa permasalahan yang terkait dengan hadits diatas:

1)Masalah pelaku dosa-dosa besar (Murtakibul Kaba-ir)

Para Ulama berbeda pendapat mengenai pelaku dosa-dosa besar; apakah dia seoraang Mukmin tetapi iman nya kurang ataukah dia tidak dinamakan sebagai seorang Mukmin tetapi disebut sebagai seorang Muslim?. Dalam hal ini terdapat dua pendapat yang keduanya merupakan riwayat dari Imam Ahmad.

Sedangkan terhadap pelaku dosa-dosa kecil (Murtakibush Shagha-ir), maka lebel "iman" tidak hilang darinya secara keseluruhan tetapi dia adalah seorang Mukmin yang kurang imannya dan kekurangan ini terjadi sesuai dengan dosa yang dilakukannya.

Mengenai pelaku dosa-dosa besar diatas, pendapat yang mengatakan bahwa pelaku dosa-dosa besar adalah seorang Mukmin yang kurang imannya berasal dari Jabir bin Abdullah (seorang shahabat), Ibnu Mubarak, Ishaq bin Rahawaih, Abu 'Ubaid, dan lain-lain. Sementara itu, pendapat kedua yang mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah seorang Muslim bukan Mukmin berasal dari Abu Ja'far, Muhammad bin 'Ali. Mushannif menyebutkan bahwa ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa pendapat ini merupakan pendapat yang dipilih oleh Ahlus Sunnah.

Berkaitan dengan iman, Abdullah bin Rawahah, Abu Darda', Imam Ahmad dan lain-lain menyatakan bahwa iman itu seperti baju yang terkadang dipakai oleh seseorang dan terkadang pula dicopotnya. Menurut Mushannif, makna dari ucapan diatas adalah: bila seseorang telah dapat menyempurnakan sifat keimanan maka dia akan memakainya dan bila keimanan tersebut berkurang sedikit maka dia akan mencopotnya. Hal ini semua mengisyaratkan dapat terealisasinya iman yang benar-benar sempurna yang tidak kurang sesuatupun dari kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengannya. Maksudnya, bahwa diantara ciri-ciri sifat iman yang wajib adalah seseorang mencintai saudaranya se-iman sama seperti dia mencintai dirinya sendiri. Begitu pula, dia tidak suka bila sesuatu terjadi terhadapnya sama seperti dia tidak suka hal itu akan terjadi terhadap dirinya. Bila perasaan semacam itu telah hilang dari jiwanya, maka karenanya pula imannya akan berkurang. Terdapat hadits yang mendukung makna tersebut, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari Waatsilah bin al-Asqa' dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Cintailah manusia sebagaimana engkau mencintai diri sendiri maka engkau akan menjadi seorang Muslim".

2)Masalah orang yang menyombongkan diri dan berbuat kerusakan seperti yang disinggung dalam ayat 83 surat al-Qashash diatas

Dalam ayat 83 surat al-Qashash diatas disebutkan bahwa " Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi..".

Ada yang mengatakan bahwa ayat tersebut berlaku bila seseorang ingin menyombongkan diri atas orang lain bukan karena hanya sekedar menonjolkan keindahan (berindah-indah) semata. 'Ikrimah dan para Mufassir lainnya mengomentari ayat ini dengan mengatakan: (maksudnya) kesombongan di muka bumi adalah takabbur/berlaku sombong dan mencari kemuliaan serta kedudukan di sisi penguasa. Sedangkan maksud dari berbuat kerusakan dalam ayat tersebut adalah melakukan perbuatan maksiat.

Dalam kaitannya dengan hal diatas, banyak hadits yang menyatakan bahwa orang yang tidak suka orang lain melebihi kecantikan/ketampanan dirinya tidak berdosa. Diantaranya, hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan al-Hakim dari Ibnu Mas'ud radhiallâhu 'anhu, dia berkata: aku mengunjungi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu disampingnya ada Malik bin Mararah ar-Rahawi, lantas aku memergokinya berkata kepada Rasulullah: wahai Rasulullah! Engkau telah mellihat bahwa Allah telah memberikan ketampanan kepadaku dan aku tidak suka seorang pun yang melebihiku meskipun seukuran dua pasang sandal atau lebih, apakah hal ini termasuk perbuatan melampaui batas? Beliau bersabda: "tidak, ini bukan termasuk perbuatan melampaui batas, tetapi yang dikatakan melampau batas itu adalah orang yang menolak dan mengingkari kebenaran. (perawi mengatakan: atau sabda beliau-red) orang yang meremehkan kebenaran dan menyombongkan diri terhadap manusia".

Dalam hadits ini Rasulullah menafikan ketidaksukaan terhadap orang yang melebihi diri seseorang dalam keindahan rupa termasuk kategori "baghy" (melampaui batas) atau "kibr" (menyombongkan diri). Bahkan beliau menafsirkan keduanya dengan: "menolak dan mengingkari kebenaran dan takabbur. Juga menolak untuk menerimanya secara sombong bila bertentangan dengan hawa nafsunya". Oleh karenanya, sebagian Salaf berkata: Tawadhu' adalah menerima kebenaran dari siapa saja yang membawanya meskipun lebih muda/kecil; barangsiapa yang menerima kebenaran dari siapa saja yang membawanya meskipun dia muda atau tua, menyukai atau membencinya maka dia adalah Mutawaadhi' (orang yang memiliki sifat tawadhu') sedangkan orang yang menolak untuk menerima kebenaran secara sombong maka dia adalah Mutakabbir (seorang yang memiliki sifat sombong).

3)Masalah tahadduts dengan nikmat

Jika seseorang mengetahui bahwa Allah menganugerahkan keistimewaan kepada dirinya yang tidak dimiliki oleh orang lain lantas dia meceritakan hal itu kepada orang banyak demi kepentingan yang bersifat keagamaan dan dia menceritakan hal itu dalam rangka tahadduts binni'am (menceritakan nikmat) yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini juga dia melihat bahwa dirinya belum maksimal dalam bersyukur maka hal ini adalah boleh.

Sikap semacam ini ditunjukkan oleh Ibnu Mas'ud saat berkata: "sepanjang pengetahuanku, tidak ada orang yang lebih mengetahui Kitabullah dari diriku". Meskipun begitu, hal ini tidak menghalangi dirinya untuk selalu menginginkan agar orang-orang dapat menyamainya dalam keistimewaan yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya tersebut. Begitu juga, Ibnu 'Abbas pernah berkata: "sesungguhnya saat aku mengkaji dan memahami ayat per-ayat dari Kitabullah, maka kala itu juga aku ingin agar semua orang mengetahui apa yang aku ketahui". Demikian juga dengan Imam asy-Syafi'i saat dia berkata: "aku ingin agar orang-orang yang mempelajari ilmu ini (apa yang ia tulis dalam bukunya, dsb) tidak menisbatkannya kepadaku".

Secara global, hendaklah seorang Mukmin mencintai kaum Mukminin sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, begitu pula dia tidak suka sesuatu yang jelek terjadi terhadap mereka sebagaimana dia tidak suka hal itu terjadi pada dirinya. Jika dia melihat ada kekurangan dalam masalah agama pada saudaranya se-Islam maka dia berupaya dengan serius untuk sedapat mungkin memperbaikinya.

Dalam hal ini, sebagian Salaf menyatakan bahwa orang-orang yang mencintai saudaranya karena Allah, mereka akan memandang dengan Nur Allah, mereka amat prihatin terhadap kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat maksiat, mencerca perbuatan tersebut dan berupaya merubahnya melalui nasihat, menyayangkan bila raga mereka dibakar oleh api neraka.

Seorang Mukmin tidak dikatakan sebagai sebenar-benar Mukmin hingga dia rela bila orang lain mendapatkan sesuatu yang baik sebagaimana dia rela hal itu dia dapatkan juga, dan tidak lah dia dikatakan sebagai Mukmin bila melihat kelebihan yang ada pada orang lain melebihi dirinya kemudian dia bercita-cita ingin mendapatkan kelebihan itu pula namun bila kelebihan tersebut dalam masalah yang bersifat keagamaan maka hal itu adalah baik sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah bercita-cita mendapatkan kedudukan yang dicapai melalui mati syahid.

Karenanya, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah boleh mendengki kecuali terhadap dua spesifikasi: seorang yang dikarunia oleh Allah dengan harta, lalu dia infaqkan harta tersebut sepanjang siang dan malam; dan seorang yang dikaruniai oleh Allah dengan Al-Qur'an lalu dia membacanya (dengan mentadabburinya) sepanjang malam dan siang".

Dalam hadits yang lain dijelaskan juga bahwa orang yang melihat saudaranya menafkahkan hartanya di jalan ketaatan, kemudian dia berkata pada dirinya: "andaikan saya memiliki harta seperti itu niscaya akan saya lakukan begini dan begitu (di jalan ketaatan)", maka orang tersebut mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang memiliki harta dan menafkahkan hartanya tersebut di jalan ketaatan. Akan tetapi hal ini tidak berlaku dalam masalah duniawi dan tidak baik bercita-cita seperti itu (lihat Q.,s. al-Qashash: 79-80).

Yang jelas, hendaknya seorang Mukmin bersedih bila dia tidak dapat melakukan dan mendapatkan kelebihan dalam hal yang bersifat keagamaan, oleh karena itu diperintahkan kepadanya dalam hal ini untuk memandang kepada orang yang lebih dari dirinya dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya dengan seluruh kekuatan dan kemampuan yang ada padanya. Allah berfirman: "…dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba". (Q.,s. 83/al-Muthaffifiin: 26). Dia tidak boleh membenci siapapun yang menyamainya dalam hal ini bahkan amat senang bila semua orang berlomba-lomba di dalamnya dan mengajak orang kepada hal itu.

Inilah tingkatan yang sempurna dalam memberi nashihat kepada kaum Muslimin. Al-Fudhail bin 'Ayadh berkata: "jika kamu ingin agar orang lain sepertimu maka kamu dianggap belum melaksanakan nasihat karena Tuhanmu, bagaimana tidak? Sebab (dengan begitu berarti) anda ingin agar kondisi mereka di bawah anda". Disini al-Fudhail mengisyaratkan bahwa memberi nasihat kepada mereka artinya dia ingin agar mereka melebihi dirinya.

Dan inilah kedudukan dan tingkat yang tinggi dalam memberikan nasihat namun hal ini bukan merupakan suatu kewajiban. Sebenarnya yang diperintahkan oleh syara' adalah keinginannya agar mereka sama seperti dirinya, meskipun demikian bila seseorang melebihi dirinya dalam masalah yang bersifat keagamaan maka dia mesti berusaha untuk mendapatkannya dan bersedih atas ketidak maksimalannya di dalamnya. Hal semacam ini bukan dikategorikan sebagai hasad (dengki) atas karunia yang diberikan oleh Allah kepada mereka akan tetapi dalam rangka berlomba-lomba dengan mereka dalam kebaikan.

Bila seorang Mukmin merasa bahwa dirinya masih belum maksimal dalam menggapai kedudukan yang tinggi dalam masalah yang bersifat keagamaan, maka dia akan mendapatkan dua keuntungan: Pertama , dia akan berupaya untuk mendapatkan kedudukan tersebut dan ingin terus meningkatkannya. Kedua, dia selalu melihat dirinya masih memiliki kekurangan; hal ini berimplikasi kepada sikap ingin agar kaum Mukminin lebih baik dari dirinya karena dia tidak rela kondisi mereka sama seperti dirinya tersebut sebagaimana ketidakrelaannya dengan apa yang terjadi terhadap dirinya bahkan dia akan berusaha memperbaikinya.

Muhammad bin Waasi' berkata kepada anaknya: " mudah-mudahan Allah tidak memperbanyak di kalangan kaum Muslimin orang seperti bapakmu ini". Dengan demikian, bilamana seseorang tidak rela terhadap dirinya maka bagaimana mungkin dia menginginkan kaum Muslimin sama kondisinya seperti dirinya dan memberikan nasihat kepada mereka? Bahkan selayaknyalah dia menginginkan agar kondisi mereka lebih baik dari dirinya dan ingin agar kondisi dirinya selalu lebih baik dari kondisi yang tengah dialaminya.

Intisari Hadits

* Hendaknya seorang Mukmin mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, begitu pula dia tidak suka bila saudaranya mendapatkan sesuatu yang tidak baik sebagaimana dia tidak suka hal itu terjadi pada dirinya.

* Syara' memerintahkan agar seorang Mukmin selalu menginginkan saudaranya mendapatkan kelebihan yang sama seperti yang Allah anugerahkan kepadanya, namun adalah merupakan tingkatan memberi nasihat yang tinggi bila dia ingin agar saudaranya itu melebihi dirinya dalam hal tersebut.

* Berlomba-lomba dalam ketaatan dan kebaikan bukan termasuk melampaui batas dan hal yang dilarang bahkan dianjurkan.

* Menceritakan nikmat yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita dalam rangka bersyukur adalah dibolehkan. Wallaahu a'lam


Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:
@Bisnis Pulsa paling Menguntungkan
Cara Bikin Blog Cantik dan Dinamis
@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap
@ Kumpul
an Dongeng Anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

Inggris Kena 'Karma' 1966: Setiap Perbuatan Pasti ada Balasannya


Keputusan wasit yang tidak menganggap gol tembakan Frank Lampard dipastikan menjadi kontroversi besar tak cuma untuk Inggris tapi juga dunia. Buat Jerman, "sakit hati" mereka 44 tahun silam seperti terbayar.

Selama beberapa dekade kontroversi gol di final Piala Dunia 1966 diperdebatkan. Di menit ke-11 masa babak tambahan, dalam skor 2-2, bola sepakan Geoff Hurst memantul tiang, mencelat keluar garis gawang, dan wasit memutuskan sebagai gol.

Gol itu mengusik konsentrasi pemain-pemain Jerman. Inggris mencetak gol lagi sebelum peluit panjang berbunyi, menang 4-2, dan mereka keluar sebagai juara, meraih satu-satunya piala besar sampai saat ini.


Jerman meradang, dunia menyebutnya sebagai "gol hantu". Sampai sekarang, setiap kali Inggris bertemu Jerman, kontroversi itu selalu dibawa-bawa. Ada dendam berkepanjangan yang seakan tak pernah padam.

27 Juni 2010 Inggris terkena "karma". Pada pertemuan kedua tim di babak 16 besar, dalam keadaan tertinggal 1-2, sebuah tembakan Lampard di menit 39 menembus pertahanan Jerman dan tak bisa dijangkau kiper Manuel Neuer. Bola menerpa mistar, memantul ke gawang, dan tayangan ulang memperlihatkan jelas telah melewati garis gawang.

Wasit Jorge Larrionda dari Uruguay tidak meniup peluit alias tidak menganggapnya sebagai gol. Pemain Inggris ramai-ramai memprotes. Ofisial Inggris di bench, mulai dari Fabio Capello, asisten pelatih Stuart Pearce sampai "kapten tak bermain" David Beckham, bangkit dari kursinya, mengangkat tangan tinggi-tinggi, menggerutu sejadi-jadinya.

Di akhir cerita, Jerman menang telak 4-1 -- lebih telak dari kekalahan mereka 44 tahun silam. Inggris angkat koper dari Piala Dunia, lebih cepat dari dua edisi sebelumnya ketika mereka bertahan sampai babak perempatfinal.

"Ini lelucon. Hakim garis dekat sekali dari sana. Mereka mencoba mengembalikan kita ke tahun 1966," seru seorang fans Inggris dikutip The Sun. Seorang fans lain berteriak, "Kita butuh hakim garis dari Rusia!"

Rusia yang dimaksud adalah Tofik Bakhramov, hakim garis asal Uni Soviet yang memberitahu wasit Gofffried Dienst (Swiss) di final 1966, bahwa bola dilihatnya telah melewati garis gawang. Tapi wasit Jorge Larrionda dari Uruguay bahkan tidak berdiskusi dulu dengan asistennya untuk menganggap bahwa tembakan Lampard tidak gol.

Yang menarik, Larrionda dikabarkan berseru "Oh, Tuhan!" ketika di masa turun minum ia melihat tayangan ulang insiden tersebut.

Di tahun 1966, sebuah studi menghitung bahwa bola tidak masuk sepenuhnya dan masih berjarak 6 cm dari gol. Malam ini, pers Inggris berani menyebut bahwa bola tembakan Lampard sudah masuk 60 bahkan 90 cm.

Peristiwa di Bloemfontein ini pasti akan dikenang dunia apalagi Inggris. Mereka pasti akan bilang, "Kalau itu gol, berarti skor 2-2, dan apapun bisa saja terjadi."

Tapi para komentator menilai Jerman memang lebih pantas menang karena permainan mereka lebih baik daripada Inggris.

Sepakbola memang selalu melahirkan kontroversi. Seperti halnya kehidupan ini, penuh dengan kontroversi. Makanya kita tidak perlu kaget bila suatu saat mendapat pengalaman dan kejadian kontroversi. Apapun keputusan pemimpin harus diterima dengan 'senang hati', karena keputusan pemimpin tidak mungkin diganggu gugat kecuali ada keajaiban.

Namun perlu diingat bahwa, apapun perbuatan yang kita lakukan di dunia ini suatu saat nanti akan mendapat balasan (karma). Perbuatan baik akan mendapat karma baik, demikian pula perbuatan jelek akan mendapat karma jelek. Inggris telah mendapatkan karma, siapa tahu Anda menyusul. Makanya berbuat baiklah, agar mendapat karma yang baik.

Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik dan Dinamis@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap@ Kumpulan Dongeng Anak@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog

Jepang vs Paraguay: Jepang Pulang Kampug dengan Kepala Tegak


Satu-satunya wakil terakhir Asia di piala dunia 2010 akhirnya pulang kampung menyusul Korea Selatan. Jepang tersingkir secara terhormat melalui drama adu penalti melawan Paraguay. Walaupun kalah, seluruh pemain, ofisial dan masyarakat Jepang menyambut gembira atas kepulangan timnasnya. Mereka telah berjuang sangat keras untuk terus bertahan di ajang kompetisi paling bergengsi di jagat raya.

Jepang pulang kampung secara tragis setelah kalah dalam tos-tosan adu penalti melawan Paraguay. Paraguay mencetak sejarah melangkah ke perempat final Piala Dunia 2010. Ini capaian tertinggi Paraguay di pesta ajang cabang olahraga terbesar sejagat.

Sedangkan Jepang, meski kalah, wajah-wajah jajaran official terlihat tetap tegar. Mereka kecewa meski tetap dengan "kepala tegak" atau oleh pengamat disebut dengan istilah kalah terhormat.
Keberuntungan menaungi "La Albirroja", karena menang adu penalti 5-3 pada laga perdelapan final yang digelar di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria, Afrika Selatan, Selasa (29/6).
Sebelumnya, kedua tim bermain imbang 0-0 selama 90 menit waktu normal plus 2x15 menit extra time. Dengan demikian, penalti jadi "hakim" untuk menentukan siapa yang maju ke babak delapan besar.
Dalam drama yang menegangkan ini, semua algoju Paraguay sukses menjalankan tugasnya. Sedangkan Jepang, satu pemainnya gagal, yaitu Yuichi Komano, karena tendangannya membentur mistar gawang dan bola terpental keluar.
Dengan demikian, Paraguay menunggu pemenang Spanyol vs Portugal yang baru bertarung saat berita ini dirilis, dinihari atdi. Mereka akan bertarung untuk perebutkan tiket ke semifinal.
Jepang tampil agresif sejak wasit Frank de Bleeckere meniup peluit kick-off. "Samurai Biru" langsung memberikan tekanan kepada Paraguay. Strategi ini cukup manjur, karena membuat "La Albiroja" cukup sulit mengembangkan permainannya di awal laga tersebut.
Terus mendapat tekanan, Paraguay melakukan serangan balasan. "Guaraníes" nyaris mencetak gol di menit ke-20, lewat aksi Lucas Barrios yang berhasil menerobos dua pemain belakang Jepang. Tetapi, sontekannya berhasil dihalau kiper Eiji Kawashima, sebelum bola ditendang jauh Yuji Nakazawa.
Jepang langsung meresponsnya. Satu menit berselang, satu-satunya wakil Asia yang tersisa ini pun hampir saja menjebol gawang Paraguay, seandainya mistar gawang tak "menolong". Bola tendangan keras Daisuke Matsui dari luar kotak penalti menghantam palang gawang itu, padahal kiper Justo Villar sudah tak mampu menjangkaunya.
Sepanjang 45 menit pertama ini, Jepang menunjukkan semangat tarung yang luar biasa. Tim besutan Takeshi Okada tersebut lebih banyak menguasai jalannya pertandingan. Sayang, peluang yang dihasilkan tidak berujung gol, termasuk tendangan keras Keisuke Honda dari luar kotak penalti pada menit ke-40. Babak pertama berakhir imbang 0-0.
Pada babak kedua, gantian Paraguay yang mendominasi sejak awal. "La Albirroja" terus menggempur tembok pertahanan Jepang, dan nyaris membuahkan gol pada menit ke-55. Edgar Benitez berhasil menembus kotak penalti setelah menerima umpan terobosan. Tetapi, tembakan kaki kirinya bisa diblok Yuji Nakazawa, yang meluncur untuk menghalaunya.
Jepang memberikan perlawanan sengit. Pada menit ke-70, Samurai Biru memberikan ancaman serius ketika Shinji Okazaki menembus kotak penalti usai menerima umpan terobosan Honda. Tetapi, tembakannya dari sektor kanan bisa dihalau Nestor Ortigoza, yang meluncur untuk membendung tendangan tersebut. Peluang Jepang ini pun hanya berujung tendangan pojok.
"Negeri Sakura" tak berhenti melancarkan agresinya. Saat pertandingan tersisa delapan menit, mereka kembali menghadirkan kemelut di mulut gawang Paraguay. Yuto Nagatomo melakukan penetrasi dari sayap kiri, lalu melepaskan umpan lambung, sehingga terjadi duel antara kiper Villar dan striker Yoshito Okubo. Tetapi wasit meniup peluit tanda Okubo melanggar Villar, ketika mereka berebut bola di udara.
Selepas peluang tersebut, Jepang mendominasi pertandingan dan terus mengurung pertahanan Paraguay. Walaupun demikian, serangan Honda dan kawan-kawan tak mampu meruntuhkan kokohnya barisan belakang Paraguay, sehingga sampai waktu normal 90 menit selesai, skor tetap imbang 0-0. Pertandingan pun dilanjutkan dengan babak tambahan waktu 2x15 menit.
Memasuki 15 menit pertama babak perpanjangan waktu, Jepang langsung menggeber. Serangan cepat yang dibangun dari sayap kanan membuat kubu Paraguay sempat ketar-ketir. Kengo Nakamura melepaskan tendangan datar yang keras dari sayap kanan, dan bola diblok Cladio Morel Rodriguez.
Paraguay pun memberikan reaksi serupa. Pada menit ke-94, melalui serangan dari sayap kiri, mereka bisa menerobos tembok pertahanan Jepang ketika Edgar Benitez melepaskan umpan silang. Barrios dengan sempurna menyundulnya, tetapi si kulit bundar mengarah tepat ke pelukan Kawashima.
Menit ke-97, Paraguay mendapat peluang terbaik sepanjang pertandingan yang melelahkan ini. Berawal dari solo run Claudio Morel hingga mendekati kotak penalti, dia memberikan umpan terobosan kepada Nelson Haedo Valdez. Sayang, sontekan Valdez mengenai kaki kiper Kawashima, yang maju untuk mempersempit ruang tembak Valdez.
Adu Penalti
Dalam drama dan uji keberuntungan ini, Paraguay yang lebih dulu melakukan tendangan. Edgar Barreto yang menjadi eksekutor dan dia sukses menjebol gawang Kawashima. Meskipun terbaca, tetapi tendangan kerasnya tak terjangkau.
Jepang bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah Yasuhito Endo dengan mudah memperdaya Villar. Paraguay kembali unggul lewat tendangan Lucas Barrios, dan disamakan lagi oleh Jepang ketika bola tembakan Makoto Hasebe gagal dihalau.
Selanjutnya, Cristian Riveros yang menjadi algoju ketiga Paraguay, dengan percaya diri melaksanakan tugasnya karena dia berhasil memperdaya Kawashima untuk membawa timnya memimpin 3-2. Dalam kondisi cukup tertekan, Yuichi Komano mencoba menyamakan kedudukan. Sayang, tendangan kerasnya membentur mistar gawang dan bola memantul keluar. Paraguay tetap memimpin 3-2.
Valdez, yang menjadi penendang keempat Paraguay, tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mempertebal keunggulan "La Albirroja". Dia sukses menjebol gawang Jepang, membuat Paraguay unggul 4-2. Jepang sempat mengais harapan ketika Keisuke Honda bisa mencetak gol sehingga skor menjadi 4-3.
Namun, Oscar Cardozo yang menjadi penendang terakhir, kembali mencetak gol untuk mengubah kedudukan menjadi 5-3. Sontak, para pemain Paraguay langsung berhamburan untuk meluapkan dan merayakan keberhasilan mereka maju ke perempat final, karena kemenangan sudah berada di genggaman.(tribunnews/cen/ka)


- Tendangan penalti

Paraguay Jepang
Edgar Barreto: gol Yasuhito Endo: gol
Lucas Barrios: gol Makoto Hasebe: gol
Cristian Riveros: gol Yuichi Komano: gagal (kena mistar)
Nelson Haedo Valdez: gol Keisuke Honda: gol
Oscar Cardozo: gol

Pelajaran yang bisa diambil dari berita di atas adalah bahwa dalam suatu pertandingan
pasti akan ada yang menang dan kalah. Yang menang jangan sombong, untuk yang kalah jangan kecil hati. Kekalahan setelah kerja keras itu lebih baik dari pada kemenangan dari hasil pemberian atau hadiah.

Anda mendapat 1 Pesan

Silakan Buka Pesan Sekarang di Sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik dan Dinamis@ Kumpulan Tutorial Blog Lengkap@ Kumpulan Dongeng Anak@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog